Bisnis.com, JAKARTA - PT Dirgantara Indonesia (Persero)/PTDI dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berkerja sama mengembangkan pesawat drone. Keduanya telah meneken nota kesepahaman tentang Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) Medium Altitude Long Endurance (MALE)/UAV MALE dan Pesawat Terbang N219 beserta variannya.
Humas PTDI Kerry menjelaskan setelah penekenan nota kesepahaman akan ada perjanjian kerja sama (PKS) terlebih dahulu untuk tahapan selanjutnya. Setelah itu satu unit drone yang diproduksi juga akan dilakukan uji terbang perdana pada tahap selanjutnya hingga sertifikasi.
"Untuk risetnya pendanaan juga dari BRIN," ujarnya, Jumat (28/1/2022).
Kepala BRIN Tri Handoko menjelaskan PTDI dan BRIN akan menyinergikan sumber daya dan kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing pihak guna mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya dalam mencapai target-target pengembangan UAV MALE, khususnya untuk memenuhi berbagai kebutuhan misi sipil, seperti halnya pemantauan, survei udara dan pemetaan, serta melanjutkan pengembangan pesawat N219 beserta variannya.
“Saya menekankan agar kedepannya tidak boleh ada product development tanpa melibatkan PTDI. Dalam hal ini BRIN memiliki kapasitas untuk support PTDI pada kegiatan Research & Development,” katanya
Dalam hal mendukung keberlangsungan Proyek Strategis Nasional (PSN), PTDI dan BRIN berkomitmen untuk mengakselerasi pengembangan programnya. Melalui penelitian dan pengembangan yang dilakukan selama ini, selain untuk mendorong kemandirian industri pertahanan dalam negeri, UAV MALE juga diproyeksikan dapat memenuhi kebutuhan Scientific Research & Training, Environmental Protection, Disaster Prevention dan Security.
Adapun untuk pesawat N219 diharapkan operasinya dapat memenuhi kebutuhan penerbangan konektivitas dan perintis di Indonesia, sehingga kemudian dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara lebih merata, bahkan apabila pengembangan variannya dapat terbukti dimanfaatkan di sektor pariwisata Indonesia.