Bisnis.com, JAKARTA – LRT Jabodebek dinilai mampu mereduksi waktu tempuh perjalanan dari 2–3 jam dengan menggunakan kendaraan pribadi atau mobil melalui jalan tol menjadi hanya 39–45 menit saja.
Direktur Prasarana Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kemenhub Harno Trimadi mengatakan, untuk rute 1 yaitu lintas Cibubur–Dukuh Atas, headway antarstasiun sekitar 6 menit sekali.
“Dengan begitu, ini bisa menarik masyarakat untuk menggunakan LRT karena waktu tempuhnya hanya 39 menit dibandingkan dengan kendaraan pribadi atau mobil lewat jalan tol yang bisa mencapai 2–3 jam,” katanya dalam diskusi publik, Rabu (19/1/2022).
Sementara itu, untuk rute 2 yakni lintas Bekasi Timur–Dukuh Atas, headway-nya hanya 3 menit sekali dengan waktu tempuh sekitar 45 menit. Dengan begitu, LRT Jabodebek bisa mereduksi waktu tempuh perjalanan menggunakan mobil yang bisa mencapai 2–3 jam.
Menurut Harno, tujuan LRT Jabodebek adalah shifting atau perpindahan masyarakat dari menggunakan kendaraan pribadi ke transportasi umum massal.
Terlebih, moda angkutan tersebut memiliki kapasitas penumpang pada setiap rangkaiannya yang mencapai lebih kurang lebih 740 penumpang pada kondisi normal, serta bisa mencapai 1.308 penumpang pada kondisi padat dengan konfigurasi 174 duduk dan 566 berdiri.
Baca Juga
“Untuk progres kemajuannya, sampai dengan 1 Januari 2022 mencapai 88,70 persen. Yang hampir selesai lintasan pelayanan 1 Cawang–Cibubur [96 persen], lintas pelayanan 2 Cawang–Dukuh Atas [88,7 persen], lintas pelayanan 3 Cawang–Bekasi Timur [92,7 persen], dan Depo [82,6 persen],” imbuhnya.
Direktur Keselamatan Perkeretaapian Kemenhub Edi Nursalam mengatakan, LRT Jabodebek merupakan salah satu moda transportasi massal yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat, khususnya wilayah Jabodebek sebagai salah satu alternatif moda untuk bermobilitas.
Namun begitu, terdapat beberapa tantangan dalam pengoperasian LRT Jabodebek, seperti SDM perkeretaapian, trust and willingness masyarakat untuk berpindah moda ke LRT Jabodebek, sistem keselamatan, return of investment, teknologi baru, dan kolaborasi antar-stakeholders.
“Oleh karena itu berbagai sistem harus dilaksanakan, seperti penyesuaian kompetensi SDM dengan perkembangan teknologi perkeretaapian LRT Jabodebek, pengawasan berlapis pada tahap pembangunan, pengujian, pengoperasian, penyempurnaan bisnis model, serta peningkatan kolaborasi stakeholders perkeretaapian,” sebutnya.
Sebagai tambahan, LRT Jabodebek terdiri dari 31 rangkaian dengan masing-masing rangkaian terdiri dari 6 kereta. Dengan begitu, terdapat total 186 unit kereta yang menggunakan lebar ganda 1.435 dengan sumber listrik disalurkan melalui rel ketiga.
LRT Jabodebek ini menggunakan teknologi mutakhir, yakni grade of automation level 3 atau GoA3 yang mampu membuat moda itu berjalan secara otomatis atau tanpa masinis dengan sistem persinyalan moving block CBTC, sehingga memungkinkan kapasitas kereta lebih besar, serta headway bisa dipersempit menjadi 3 dan 6 menit.