Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Total Belanja Iklan 2021 Sentuh Rp259 Triliun, Apindo: Pemulihan Ekonomi Masih Sektoral

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B.Sukamdani mengatakan bahwa geliat belanja iklan atau advertising expenditure (Adex) yang mencapai Rp259 triliun pada tahun 2021 ditopang oleh kinerja e-commerce.
Layar menampilkan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani memberikan pemaparan dalam acara Bisnis Indonesia Business Challenges 2021 di Jakarta, Selasa (26/1/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Layar menampilkan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani memberikan pemaparan dalam acara Bisnis Indonesia Business Challenges 2021 di Jakarta, Selasa (26/1/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B.Sukamdani mengatakan bahwa geliat belanja iklan atau advertising expenditure (Adex) yang mencapai Rp259 triliun pada tahun 2021 ditopang oleh kinerja e-commerce.

Konsekuensinya, pemulihan ekonomi hanya bersifat sektoral yang berada di sekitar ekosistem lokapasar daring tersebut.

“Kalau dilihat dari riil impact-nya kepada sektor itu memang naik, tetapi itu tidak mencerminkan untuk sektor lain yang tidak terkait dengan pola belanja yang sudah berubah,” kata Hariyadi melalui sambungan telepon, Rabu (19/1/2022).

Hariyadi mengatakan, sektor yang tidak terkait dengan e-commerce relatif menunjukkan pemulihan yang stagnan sepanjang 2021. Misalkan, dia mencontohkan, sektor ritel yang belum terhubung dengan sistem daring itu mengalami kinerja pemulihan yang relatif rendah.

“Tidak serta merta dia mengalami kenaikan karena tadi terjadi perubahan pola belanja, yang tadinya offline sekarang online. Agregatnya sama saja sebenarnya,” kata dia.

Kendati demikian, dia mengatakan, peningkatan nilai belanja iklan itu menjadi sinyal pemulihan ekonomi yang masih berlanjut di tengah pandemi Covid-19. Sekalipun, angka itu tidak mencerminkan situasi keseluruhan sektor bisnis dalam negeri.

“Memang sudah menunjukkan geliat pemulihan, trennya untuk 2022 itu pasti bagus,” tuturnya.

Sebelumnya, perusahaan riset data dan analitik Nielsen melaporkan total belanja iklan pada tahun 2021 mencapai Rp259 triliun, atau naik 13 persen jika dibandingkan dengan 2020. Torehan belanja iklan itu dihitung berdasarkan angka gross rate card di sejumlah media, seperti TV, cetak, radio, dan digital. 

Product Lead Ad Intel & Outdoor Nielsen Tri Susanti Simangunsong mengatakan, jasa daring seperti e-commerce, transportasi daring, pembayaran, hingga travel agent daring mencatatkan belanja iklan lebih dari Rp42 triliun, atau naik 60 persen dibandingkan dengan 2020.

“Melihat terakselerasinya media digital selama masa pandemi Covid-19, dan ada kemungkinan besar kebiasaan ini, menggunakan jaringan internet dalam banyak aspek kehidupan terus diadopsi oleh masyarakat, kategori online service ini akan tetap menjadi salah satu iklan terbesar,” kata Tri melalui surat elektronik (Surel), Rabu (19/1/2022).

Berdasarkan data yang diolah Nielsen hingga akhir 2021, belanja iklan pada sektor jasa daring mencapai Rp42,8 triliun, naik 67 persen dari 2020 di posisi Rp25,6 triliun. Pencatatan lain yang naik signifikan adalah produk kopi dan teh sebesar Rp9,4 triliun, tumbuh 15 persen dari 2020 yang sebesar Rp8,2 triliun.

Selain itu, Nielsen juga mencatat, produk perawatan rambut dan wajah mengalami kenaikan masing-masing sebesar 6 persen dan 5 persen pada 2021.

Nilai belanja iklan produk perawatan rambut mencapai Rp12 triliun pada 2021, naik tipis dari 2020 sebesar Rp11,3 triliun. Sementara itu, nilai belanja produk perawatan wajah sebesar Rp13,3 triliun, naik dari posisi Rp12,6 triliun di 2020.

Hanya saja, nilai belanja iklan untuk partai politik dan sektor pemerintah terkoreksi mencapai 4 persen pada 2021. Adapun, nilai belanja pada sektor itu tercatat sebesar Rp9,8 triliun, turun dari posisi Rp10,2 triliun di 2020.

Tri memproyeksikan belanja iklan pada 2022 bakal bergerak positif seiring dengan meningkatnya cakupan vaksinasi di tengah masyarakat. Dia berharap, torehan vaksinasi dapat meningkatkan kembali kepercayaan masyarakat dan pelaku usaha untuk belanja iklan pada tahun ini.

“Jika kondisi positif ini terus dapat berjalan, kemungkinan besar iklan media juga dapat menunjukkan tren positif di 2022,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper