Bisnis.com, JAKARTA - Survei NielsenIQ mendapati bahwa metode pembayaran tunai di tempat atau COD (cash on delivery) menjadi paling populer saat belanja online di e-commerce.
Managing Director NielsenIQ Dan GfK Indonesia, Adrie Suhadi menyebut, data tersebut didapat dari survei perilaku konsumen yang dilakukan NielsenIQ pada akhir 2023 kepada 4.127 responden yang tersebar di lima kota besar yaitu Jabodetabek, Surabaya, Bandung, Yogyakarta dan Medan.
Secara terperinci, dia menyebut bahwa sebanyak 56% responden memilih metode pembayaran secara COD saat berbelanja online. Menurutnya, alasan sistem COD banyak diminati masyarakat yaitu karena mereka bisa melakukan pembayaran setelah barang yang tiba dipastikan sudah sesuai pesanan.
Selanjutnya, pembayaran melalui e-wallet menempati posisi kedua dengan porsi mencapai 17%, mengekor metode transfer via m-banking 16%, dan transfer via ATM 2%.
"COD dianggap lebih aman dan lebih pasti, karena barang sudah sampai dan sesuai pesanan baru bayar. Bahkan ada e-commerce fesyen yang memberi fasilitas tukar ukuran kalau enggak cocok, tukar dulu baru bayar," ujar Adrie dalam webinar SIRCLO, Selasa (16/7/2024).
Adrie membeberkan, sebagian besar atau 75% persepsi responden dalam memilih metode pembayaran lebih dikarenakan mereka merasa metode pembayaran yang dipilih mempunyai proses yang mudah. Selanjutnya, para konsumen merasa metode pembayaran yang mereka pilih selalu berhasil. Sementara alasan paling minim yaitu untuk mendapatkan poin yang bisa digunakan lagi saat belanja online selanjutnya.
Baca Juga
Survei perilaku konsumen yang dilakukan NielsenIQ itu juga menyoroti alasan orang memilih belanja secara online di e-commerce dibandingkan belanja secara offline di toko. Adrie menyebut, sebagian besar responden memilih belanja online karena harga yang lebih murah. Alasan paling banyak selanjutnya yaitu karena pembayaran yang mudah, dan produk yang dijual beragam.
Sebaliknya, alasan paling banyak seseorang enggan berbelanja online, kata Adrie, karena mereka khawatir produk yang diterima akan berbeda dari yang ditawarkan atau ditampilkan di e-commerce. Selain itu, sejumlah orang juga masih meragukan keaslian barang yang dijual secara online.
"Semua ini jadi PR [pekerjaan rumah] tapi juga jadi opportunity bagi pemain e-commerce, perbaiki saja hal-hal yang menjadi hambatan orang berbelanja online, buat supaya konsumen lebih tenang dalam belanja online," jelasnya.