Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Nilai Ekspor Industri Kehutanan Melesat 30 Persen Secara Tahunan

Tahun ini nilai ekspor industri kehutanan diproyeksi mencapai US$15 miliar hingga US$16 miliar, atau naik sekitar 10 persen secara tahunan.
Reni Lestari
Reni Lestari - Bisnis.com 13 Januari 2022  |  17:35 WIB
Nilai Ekspor Industri Kehutanan Melesat 30 Persen Secara Tahunan
Pekerja menata potongan kayu Sengon atau Albasia di depo penampungan kayu Desa Kalibanger, Gemawang, Temanggung, Jawa Tengah, Jumat (4/1/2019). - Antara/Anis Efizudin

Bisnis.com, JAKARTA — Volume produksi industri hilir kehutanan tumbuh 2,5 persen sepanjang tahun lalu, dengan nilai ekspansi nilai ekspor sebesar 30,7 persen.

Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) mencatat produksi kayu hutan alam mencapai 6,03 juta meter persegi pada 2021 dengan pertumbuhan 14,4 persen secara year-on-year. Adapun, produksi kayu hutan tanaman tercatat sebesar 46,43 juta meter persegi, tumbuh 1,2 persen dari capaian 2020.

Dengan demikian, Ketua Umum APHI Indroyono Soesilo mengatakan secara total produksi industri pada tahun lalu tumbuh 2,5 persen menjadi 52,46 juta meter persegi.

Adapun, capaian ekspor melesat tumbuh 30,7 persen menjadi US$14,48 miliar dari nilai 2020 sebesar US$11,07 miliar. Tahun ini Indroyono memproyeksikan nilai ekspor dapat tumbuh berkisar US$15 miliar hingga US$16 miliar.

"Sekarang kita pada posisi pasca Covid-19 di mana ekonomi dunia berkembang sangat pesat, Jadi diperkirakan ekspor kami untuk 2022 ini minimal sama, dan diharapkan sampai tembus US$15 miliar-US$16 miliar," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (13/2/2022).

Adapun, diantara sembilan produk industri hilir kehutanan, yang mencatatkan kenaikan ekspor paling tinggi yakni serpih kayu dengan pertumbuhan 90,8 persen dan panel 83 persen.

Meski kinerja ekspor melesat, kendala logistik masih menjadi masalah krusial yang belum mereda setidaknya sampai awal tahun ini.

"Kalau nanti ekspor akan meningkat, pasti kendalanya masih di masalah logistik. Ini yang akan menentukan daya saing kita," lanjutnya.

Seiring dengan kinerja ekspor yang tetap prospektif, Indroyono juga memperkirakan pasar domestik akan mulai pulih pada tahun ini. APHI mendorong regulasi terkait penggunaan kayu legal dalam proyek-proyek konstruksi yang dibiayai APBN untuk mengerek serapan produk kayu di pasar dalam negeri.

"Kami juga sedang membuat analisis mengenai SNI untuk bangunan kayu dalam negeri, beberapa sudah banyak [melakukan analisis], kami tinggal dorong saja," ujar Indroyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

manufaktur ekspor industri kehutanan
Editor : Muhammad Khadafi

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top