Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PMI Manufaktur 2021 Ekspansif, Menperin Jaga Momentum dengan Hilirisasi

Menperin Agus menargetkan pertumbuhan industri manufaktur sebesar 4,5–5 persen pada 2022.
Industri logam di Jawa Tengah. /Antara
Industri logam di Jawa Tengah. /Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Menutup 2021, roda manufaktur terbilang cukup menggeliat dengan purchasing managers' index (PMI) manufaktur 53,5 pada Desember 2021.  

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan pihaknya akan melanjutkan upaya hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam di dalam negeri. Upaya ini dinilai telah berkontribusi bagi perekonomian nasional, di antaranya pembukaan lapangan kerja dan penerimaan devisa dari ekspor.

Agus menggarisbawahi kinerja ekspor industri manufaktur yang tumbuh ekspansif sepanjang tahun lalu. Pada Januari-November 2021, nilai ekspor dari industri manufaktur mencapai US$160 miliar atau berkontribusi sebesar 76,51 persen dari total ekspor nasional.

Angka itu tumbuh 35,36 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, dan telah melampaui capaian sepanjang 2020 sebesar US$131 miliar, bahkan lebih tinggi dari capaian ekspor 2019.

"Kenapa ekspor kita bisa naik setinggi itu? Salah satunya karena kita berani untuk menghentikan ekspor raw material, seperti bahan mentah dari minerba, yaitu nikel. Dari awalnya, ekspor sekitar US$1 miliar-US$2 miliar, kini sudah hampir mencapai US$21 miliar," katanya melalui keterangan resmi, Senin (3/1/2022).

Indikator lain pulihnya ekonomi nasional yakni impor untuk bahan baku dan bahan penolong yang juga naik sebesar 52,6 persen.

Selain itu, peringkat daya saing Indonesia juga terus meningkat, baik itu dari aspek bisnis maupun digital. Seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian nasional, Menperin menargetkan pertumbuhan industri manufaktur sebesar 4,5–5 persen pada 2022.
 
Sementara itu, PMI Manufaktur Indonesia pada Desember 2021 melampaui capaian negara-negara Asean seperti Thailand (50,6), Filipina (51,8), Vietnam (52,2), dan Malaysia (52,8). Bahkan juga mampu unggul dari PMI Manufaktur Korea Selatan (51,9), Rusia (51,6), dan China (49,9).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper