Bisnis.com, JAKARTA – Tahun ini merupakan periode pemulihan ekonomi Indonesia setelah sempat tertekan sangat dalam akibat Covid-19. Neraca perdagangan mencetak surplus selama 19 bulan berturut-turut hingga November 2021.
Neraca perdagangan Indonesia melanjutkan tren surplus sebesar US$3,51 miliar pada November 2021 seiring dengan menguatnya permintaan ekspor dan kenaikan harga komoditas.
Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Januari-November 2021 secara keseluruhan mencatat surplus sebesar US$34,32 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama pada 2020 sebesar US$19,52 miliar.
“Tren ekspor terus meningkat dan kembali mencetak rekor tertinggi pada November 2021,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Rabu (15/12/2021).
Seperti diketahui, neraca perdagangan Indonesia terus mencatat nilai positif sejak Mei 2020 hingga November 2021.
“BI [Bank Indonesia] memandang surplus neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia,” kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dalam siaran pers, yang dikutip Bisnis, Kamis (16/12/2021).
Sayangnya, kinerja surplus ini tercatat turun dibandingkan dengan surplus Oktober 2021 sebesar US$5,74 miliar.
Pasalnya, kinerja impor impor Indonesia pada November 2021 mencapai US$19,33 miliar. Angka tersebut merupakan capaian yang tertinggi sepanjang sejarah. BPS menyebut impor di November tersebut secara nilai tertinggi sepanjang masa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :
Neraca Perdagangan BPS surplus perdagangan Kaleidoskop