Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Capaian Target Pajak hingga Pengawasan Pangan Jelang Nataru

Meski tinggal seminggu jelang berakhirnya 2021, capaian target pajak sudah mencapai 98,1 persen dari target APBN 2021. 
Para pelaku dapat melapor pajak secara online. /Foto: istimewa
Para pelaku dapat melapor pajak secara online. /Foto: istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Tahun 2021 sepekan lagi berakhir, berganti dengan Tahun Baru 2022. Banyak target yang dibuat oleh pemerintah, swasta, bahkan badan usaha selama tahun ini. Salah satunya adalah target pajak sebesar Rp1.229,6 triliun.

Meski tinggal seminggu, capaian target pajak sudah mencapai 98,1 persen dari target APBN 2021. Dengan sisa waktu yang ada, Ditjen Pajak berharap target yang dibebankan kepadanya bisa terpenuhi.

Berita tentang capaian target pajak tersebut menjadi satu bahasan dan ulasan Bisnisindonesia.id, edisi Sabtu (25/12/2021).

Selain itu, ada pula berita tentang BP Tapera yang memulai tugasnya, negara-negara yang menjadi tujuan investasi asing, rencana Kementerian ESDM mendongkrak investasi di sektor minerba, dan pengawasan yang dilakukan BPOM menjelang Natal dan Tahun Baru.

Berikut ini ulasan singkat lima berita pilihan utama Bisnisindonesia.id. 

1. Kabar Baik, Sedikit Lagi Target Pajak Terpenuhi

Sepekan menuju akhir tahun, realisasi penerimaan pajak telah mencapai Rp1.205,8 triliun atau 98,1 persen dari target APBN 2021.

Realisasi penerimaan itu berdasarkan data Ditjen Pajak Kementerian Keuangan per Kamis (23/12/2021). Adapun, target penerimaan pajak tahun ini Rp1.229,6 triliun.

Lima dari 112 kantor pelayanan pajak (KPP) di seluruh Indonesia berhasil melebihi target penerimaan pajak yang ditetapkan pada setiap KPP.

Lima KPP itu mencakup Kantor Wilayah DJP Jakarta Selatan I, Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus, Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar, Kantor Wilayah DJP Suluttenggo dan Malut, serta Kantor Wilayah DJP Jakarta Utara.

Data realisasi APBN 2021 per November menunjukkan penerimaan hampir semua jenis pajak mengalami pembalikan setelah terkontraksi pada periode sama tahun tahun lalu.

2. BP Tapera Mulai Bertugas, Penyaluran FLPP 2022 Rp23 Triliun

BP Tapera secara resmi memulai tugasnya seiring dengan pengalihan pengelolaan dana subsidi dengan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) dari Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Layanan FLPP secara resmi sejak Jumat (24/12/2021) beralih ke BP Tapera sebagai amanat UU No. 4/2016 dan PP No. 25/2020 yang ditindaklanjuti PMK No. 111/2021.

Penandatanganan peresmian tersebut dilakukan antara PPDPP, Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera), dan 48 bank yang menjadi mitra penyalur FLPP.

PPDPP mulai melakukan transfer dana subsidi dengan skema FLPP kepada BP Tapera pada 22 Desember 2021 sehingga transfer dana tahap pertama telah selesai dilakukan.

Selanjutnya PPDP akan membuat laporan keuangan penutup dan melakukan transfer sisa dana FLPP kepada BP Tapera dari hasil rekonsiliasi bersama 48 perbankan.

 

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Capaian Target Pajak hingga Pengawasan Pangan Jelang Nataru

Suasana di proyek perumahan bersubsidi di Bogor, Jawa Barat, Senin (4/9)./JIBI-Nurul Hidayat 

3. 10 Negara Tujuan Investasi Langsung Selama Pandemi

Amerika Serikat dan negara-negara Eropa memimpin posisi investasi langsung terbesar selama pandemi Covid-19.

Hasil terbaru survei investasi langsung yang dilakukan IMF melaporkan 10 penerima investasi langsung terbesar di dunia pada 2020 meliputi AS, Belanda, Luksemburg, China, Inggris , Hong Kong, Singapura, Swiss, Irlandia, dan Jerman.

Kesepuluh negara menerima investasi langsung US$25,3 triliun atau 65,4 persen dari total investasi langsung dunia.

IMF juga mencatat kenaikan US$2,2 triliun atau 6 persen dari posisi investasi langsung 2019. Kenaikan itu lebih tinggi dari pertumbuhan 2019 yang hanya US$1,3 triliun.

Pertumbuhan investasi dari 2019 ke 2020 dipimpin oleh kenaikan di Eropa dan Asia Pasifik. Indonesia, menurut survei IMF, hanya membukukan investasi langsung US$240,5 miliar pada 2020.

4. ESDM Godok Insentif untuk Gaet Investor Subsektor Minerba

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengatur strategi untuk mendongkrak investasi subsektor mineral dan batu bara (minerba) pada tahun depan. 

Evaluasi regulasi hingga link and match bakal dilakukan untuk memuluskan alur investasi.

Kemudian, sejumlah insentif juga akan digodok guna memuluskan masuknya investor, termasuk mempertemukan antara pelaku industri dan investor atau financial support. Upaya itu dilakukan untuk menemukan permasalahan dalam investasi dan mencari solusi bersama.

Realisasi investasi subsektor mineral dan batu bara baru mencapai US$3,5 miliar hingga 10 Desember 2021, atau 81,3 persen dari target US$4,3 miliar.

Laporan lainnya mencatat realisasi investasi minerba menyentuh US$3,9 miliar hingga 17 Desember 2021. Dengan capaian tersebut, realisasi investasi minerba 2021 berpotensi menjadi yang paling rendah dalam 5 tahun terakhir.

5. BPOM Intensifkan Pengawasan Pangan Jelang Nataru, Ini Hasilnya

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan intensifikasi pengawasan pangan di seluruh wilayah Indonesia guna melindungi masyarakat dari peredaran produk pangan yang tidak memenuhi ketentuan menjelang Hari Raya Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.

Adapun, intensifikasi pengawasan pangan ini dilakukan secara serentak ke sarana peredaran daring seperti gudang dagang-el (e-commerce) maupun sarana peredaran konvensional seperti importir, distributor, dan ritel melalui pengawasan mandiri maupun pengawasan terpadu dengan lintas sektor di daerah.

Hasil intensifikasi pengawasan pangan olahan dari awal sampai minggu ketiga Desember 2021 meliputi pengawasan pada 1.975 sarana peredaran pangan olahan yaitu pada 49 importir, 406 distributor, 1.511 ritel, dan 9 gudang e-commerce.

Dari jumlah tersebut, sarana peredaran pangan yang tidak memenuhi ketentuan (TMK) sebanyak 631 (32 persen), yang terdiri atas 0,3 persen importir, 1,7 persen distributor, dan 30 persen ritel yang mencakup ritel modern dan tradisional.

Bila dibandingkan dengan tahun 2020, pada 2021 proporsi temuan sarana peredaran TMK mengalami penurunan dari 37,2 persen pada 2020 dan 32 persen pada 2021.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Zufrizal
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper