Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos BI Beberkan 5 Risiko Global yang Bayangi Pemulihan Ekonomi RI

Gubernur BI memandang sejumlah risiko perlu terus diwaspadai ke depannya.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo memberikan keterangan pers melalui streaming di Jakarta, Selasa (24/3/2020). Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo memberikan keterangan pers melalui streaming di Jakarta, Selasa (24/3/2020). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimistis pemulihan ekonomi akan berlangsung lebih baik pada tahun depan. Namun, dia memandang masih ada sejumlah risiko yang perlu terus diwaspadai ke depan.

Pertama, normalisasi kebijakan moneter negara maju. Langkah normalisasi kebijakan negara maju akan berdampak pada terbatasnya aliran modal asing sehingga akan menekan nilai tukar negara berkembang, termasuk Indonesia.

Perry mengatakan, normalisasi kebijakan negara maju yang akan memberikan efek rambatan ke negara berkembang menjadi salah satu fokus pembicaraan di dalam Presidensi G20 Indonesia.

“ini memang harus kita upayakan di Presidensi G20 agar [normalisasi kebijakan moneter] direncanakan secara baik, dikalibrasi secara baik, dan terutama dikomunikasikan secara baik,” katanya dalam webinar, Outlook Perekonomian Jakarta 2022 : Herd immunity & Pemulihan Ekonomi, jumat (24/12/2021).

Tantangan kedua, kata Perry, adalah mengatasi dampak luka memar atau scarring efek pada korporasi akibat pandemi Covid-19, terutama di negara maju.

Langkah yang perlu dilakukan,menurutnya adalah dengan melakukan pembukaan sektor-sektor usaha, reformasi di sektor riil, maupun berbagai langkah yang diarahkan pada penanganan sektor riil khususnya korporasi.

Tantangan ketiga, yaitu meluasnya digitalisasi di seluruh aspek kehidupan, termasuk juga di bidang sistem pembayaran antar negara, serta risiko aset kripto.

Keempat, semakin kuatnya tuntutan ekonomi dan keuangan hijau dari negara maju. Dia mengatakan, Indonesia harus siap untuk melakukan transisi ke proyek-proyek hijau dan ramah lingkungan, termasuk sektor keuangan.

“Perbankan dan sektor keuangan tentu saja harus mempersiapkan bagaimana bisa membiayai proyek-proyek yang hijau, tentu saja BI pun akan melakukan langkah-langkah [mendorong pembiayaan ke sektor hijau],” jelasnya.

Lebih lanjut, tantangan kelima kata Perry adalah semakin melebarnya kesenjangan, terutama di masa pandemi ini. Oleh karena itu, Gubernur BI mengatakan disinilah inklusi ekonomi dan keuangan menjadi penting, termasuk melalui digitalisasi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper