Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Supply Chain Indonesia Berharap Omicron Tidak Masuk Indonesia, Ini Alasannya

Supply Chain Indonesia (SCI) berharap varian baru Covid-19, Omicron tidak masuk ke Indonesia, karena dapat memengaruhi kondisi perekonomian nasional yang mulai pulih.
Ilustrasi./Antara
Ilustrasi./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Supply Chain Indonesia (SCI) berharap varian baru Covid-19, Omicron tidak masuk ke Indonesia, karena dapat memengaruhi kondisi perekonomian nasional yang mulai pulih.

Senior Consultant SCI Sugi Purnoto mengatakan bahwa pemerintah harus mampu melindungi Negara agar tidak kembali dihantam gelombang ketiga pandemi Covid-19 dengan adanya varian Omicron.

“Semoga yang namanya varian baru Covid-19, Omicron tidak masuk ke Indonesia. Itu yang mesti dijaga dulu. Kalau itu masuk lagi, kolaps lagi kita,” ujar Sugi, Rabu (15/12/2021).

Menurutnya, bila Indonesia mampu bertahan dari ancaman Omicron, perekonomian Indonesia, khususnya logistik bisa kembali ke keadaan normal seperti di 2019.

Sugi menuturkan, bisnis logistik memang sempat mengalami penurunan pada 2020, terutama akhir tahun. Namun pada tahun ini, keadaan mulai membaik, meski tidak sebanyak 2019.

“Tantangannya memang yang pertama tetap pandemi Covid-19 yang dikelola oleh pemerintah dengan memberikan pembatasan-pembatasan PPKM yang berdampak. Walaupun logistiknya tidak, tapi dengan terbatasnya masyarakat beraktifitas mengakibatkan beberapa pertumbuhan dari industri logistik menurun,” imbuhnya.

Sebelumnya, Sugi menyebut bisnis logistik di Tanah Air terus mencatatkan pertumbuhan yang positif sepanjang 2021. Hal itu tentunya didukung sejumlah faktor yang ikut andil dalam perkembangan sektor tersebut.

Hingga saat ini, ujarnya, bisnis logistik masih ditopang oleh pertumbuhan permintaan dari sektor farmasi dan alat kesehatan. Pertumbuhan bisnis tersebut bahkan mencapai 15 persen dibandingkan dengan tahun lalu yang merupakan masa awal pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia.

“Kita tahu contoh nyatanya bahwa untuk alat kesehatan, seperti masker, hand sanitizer, dan cairan disinfektan, semuanya orang menggunakan itu. Secara praktis, ini kondisi yang berbeda dengan 2020,” ucapnya.

Kemudian, lanjut Sugi, bisnis kedua yang terus bertumbuh adalah dari sisi barang konsumsi atau consumer goods, meskipun kenaikannya hanya sekitar 5 persen.

Bukan itu saja, pertumbuhan juga dialami oleh industri otomotif yang didorong adanya pembebasan pajak kendaraan sepanjang 2021. Menurutnya, kebijakan itu mendongkrak penjualan mobil, sehingga berdampak pula pada stakeholders di dalam industri, misalnya komponen, ban, dan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmi Yati
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper