Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Booming Komoditas Bakal Picu Surplus 'Tipis-Tipis' di Transaksi Berjalan RI 2021

Kondisi ini akan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan normalisasi kebijakan moneter global dan kekhawatiran akan varian Covid-19 Omicron.
Truk pengangkut peti kemas melintasi kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, di Jakarta, Kamis (3/8)./JIBI-Nurul Hidayat
Truk pengangkut peti kemas melintasi kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, di Jakarta, Kamis (3/8)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan neraca transaksi berjalan Indonesia pada tahun ini akan mencatatkan surplus kecil, yang didorong oleh kinerja ekspor.

“Perkiraan kami saat ini menunjukkan bahwa neraca transaksi berjalan 2021 bisa sekitar 0,1 persen dari PDB,” katanya, Rabu (15/12/2021).

Faisal mengatakan, kinerja ekspor yang positif sepanjang 2021 juga dipengaruhi oleh harga komoditas yang terus meningkat.

Menurutnya, kondisi ini akan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan normalisasi kebijakan moneter global dan kekhawatiran akan varian Covid-19 Omicron.

Pada November 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia kembali mengalami surplus sebesar US$3,51 miliar.

Surplus tersebut didorong oleh kinerja ekspor dengan nilai mencapai US$22,84 miliar atau tumbuh 49,7 persen pada November 2021 secara tahunan.

Sementara itu, nilai impor Indonesia pada periode yang sama tercatat sebesar US$19,33 miliar atau tumbuh sebesar 52,62 persen secara tahunan.

Faisal memperkirakan, neraca transaksi berjalan akan kembali mengalami defisit pada 2022, dengan perkiraan sebesar -2,15 persen dari PDB.

Menurutnya, pemulihan ekonomi domestik akan berjalan lebih di tengah percepatan vaksinasi covid-19, relaksasi pembatasan aktivitas publik dan reformasi struktural.

Dengan demikian, impor diproyeksikan mengalami peningkatan yang tinggi pada tahun depan, yang mana sekitar 90 persen dari total impor merupakan bahan baku dan barang modal.

Sementara itu, dia memperkirakan pertumbuhan ekspor akan melemah seiring dengan kenaikan harga komoditas yang diperkirakan akan melambat pada 2022.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper