Bisnis.com, JAKARTA – PT Angkasa Pura II (persero) atau AP II menunda investasi baru hingga tahun depan sebagai bagian dari optimalisasi belanja modal atau capital expenditure (capex).
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan sejak dimulainya pandemi pada 2020, perseroan telah memangkas belanja modal hingga 91 persen. Pada 2020 realisasi belanja modal AP II senilai Rp712 miliar dari pagu sebesar Rp7,8 triliun.
AP II melanjutkan strategi tersebut pada tahun ini dengan mengalokasikan belanja modal senilai Rp415 miliar. Capex tersebut khususnya hanya untuk keselamatan dan keamanan penerbangan dan bukan untuk investasi baru.
"Kami tidak mengarah ke mode investasi. Investasi baru. Kami tunda. Mungkin baru 2023 - 2024 kami lakukan penyesuaian investasi baru," ujarnya usai konferensi pers yang dikutip, Selasa (14/12/2021).
Hingga tahun depan, lanjutnya, fokus pendanaan akan dilakukan lewat mitra strategis. Dengan demikian, struktur pendanaan akan berkolaborasi dengan mitra supaya pendanaan tidak ditanggung sendiri.
Konsep pendanaan ini akan dimulai di bandara Kualanamu, Medan, yang telah dikembangkan bersama dengan mitra strategis.
Baca Juga
Adapun sepanjang Januari - September 2021, pagu capex yang disiapkan AP II untuk pelayanan, keselamatan, dan keamanan bandara serta operasional penerbangan untuk 20 bandara yang dikelola perseroan tercatat sekitar Rp452 miliar.
“Melalui capex optimization, AP II fokus pada pelayanan, keselamatan, dan keamanan. Sebagian besar capex ini digunakan untuk Bandara Soekarno-Hatta guna mendukung operasional 24 jam dan melayani berbagai jenis penerbangan,” terangnya.
Dari pagu capex Rp452 miliar, sebesar Rp29,25 miliar disiapkan untuk keselamatan dan keamanan bandara (6 program), lalu keselamatan dan keamanan operasional penerbangan sebesar Rp389,38 miliar (17 program), serta pelayanan penumpang dan kargo Rp34,1 miliar (6 program).
Adapun contoh dari program keselamatan dan keamanan bandara dan operasional penerbangan semisal peningkatan daya dukung fasilitas pergerakan runway di bandara-bandara, serta peningkatan fasilitas penerangan di terminal penumpang.
Sementara itu, contoh dari program pelayanan penumpang dan kargo adalah optimalisasi area terminal seperti di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta serta re-layout dan perluasan terminal penumpang di Bandara Sultan Iskandar Muda (Aceh).