Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) diminta untuk segera perbaiki infrastruktur yang rusak akibat letusan Gunung Semeru
Erupsi Gunung Semeru terjadi pada Sabtu (4/12/2021) lalu, dengan mengeluarkan abu vulkanik hingga mengakibatkan kerusakan infrastruktur dan korban jiwa.
Presiden Joko Widodo memastikan beberapa hal yang perlu diprioritaskan untuk penanganan tanggap darurat seperti pencarian korban dan proses evakuasi serta ketersediaan logistik bagi masyarakat terdampak dan pengungsi termasuk juga rencana perbaikan infrastruktur yang rusak akibat letusan Gunung Semeru.
"Kita berharap semua sudah bisa dimulai, baik itu perbaikan infrastruktur maupun kemungkinan relokasi dari tempat-tempat yang kita perkirakan memang berbahaya untuk dihuni kembali," ujarnya dalam siaran pers, Rabu (8/12/2021).
Menurutnya, untuk tempat tinggal warga yang berada di lokasi bencana akan direlokasi ke tempat yang lebih aman. Dari laporan yang diterima sekitar 2.000 rumah yang akan direlokasi.
"Segera kita putuskan di mana relokasinya dan saat itu juga akan kita bangun kalau semua sudah siap," kata Jokowi.
Saat ini, Kementerian PUPR telah membantu penanganan darurat bencana alam erupsi Gunung Semeru dengan mengerahkan sumber daya dan personel di balai-balai Kementerian PUPR yang berada di Provinsi Jawa Timur.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan tugas Kementerian PUPR pertama yakni memastikan akses menuju ke lokasi terdampak bencana bisa dilalui untuk kendaraan logistik, termasuk juga kebutuhan pengungsi.
"Tugas kami adalah mendukung upaya tanggap darurat, pembersihan, termasuk sarana dan prasarana juga sudah didistribusikan. Untuk relokasi warga kita menunggu lokasi yang aman dari Badan Geologi (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral)," ucapnya.
Untuk percepatan peningkatan konektivitas, pihaknya telah dilakukan langkah-langkah penanganan dengan mencari jalur-jalur alternatif untuk menghubungkan Lumajang - Turen -Malang yang putus akibat robohnya Jembatan Besuk Koboan. Salah satunya akan dibangun jembatan gantung dalam 2 bulan ke depan untuk pejalan kaki dan kendaraan roda dua sebagai penghubung Kabupaten Lumajang dengan Malang Selatan. Jembatan ini juga didesain dapat dilalui ambulance untuk keadaan darurat.
"Kami juga menyiapkan jalur alternatif ke arah selatan sepanjang 2 km yang dibangun oleh Pemkab dan Kementerian PUPR membantu 7 km. Tetapi ini memang tidak bisa digunakan untuk kendaraan berat, hanya logistik ringan," tuturnya.
Selanjutnya untuk perbaikan permanen Jembatan Besuk Koboan yang berada di Ruas Jalan Nasional Turen - Lumajang dibutuhkan waktu perbaikan sekitar 1 tahun. "Pembangunan jembatan permanen dengan bentang 130 meter butuh waktu. Makanya kita buatkan dulu jembatan gantung yang bersifat sementara untuk pemulihan konektivitas," ujarnya.