Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perdagangan mengantisipasi dampak curah hujan tinggi terhadap ketersediaan bahan pangan pada akhir tahun 2021 sampai awal 2022. Produktivitas sejumlah komoditas dikhawatirkan terdampak cuaca.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan menyebutkan setidaknya ada 2 komoditas yang pasokannya menurun sehingga memicu kenaikan harga. Komoditas tersebut mencakup cabai-cabaian dan bawang merah.
“Bawang merah mungkin nanti pengaruhnya ke ketersediaan yang berkurang. Kalau tidak diantisipasi dari sekarang pasokan kurang Maret [tahun depan]. Sementara cabai ini memasuki masa akhir panen sehingga harga tinggi,” kata Oke di Jakarta, Selasa (7/12/2021).
Oke mengatakan fenomena La Nina yang memicu curah hujan tinggi perlu diantisipasi karena akan berdampak pada produktivitas di sentra produksi. Hal ini akan berpengaruh pada ketersediaan komoditas terkait.
“Namun saya bisa sampaikan sampai akhir tahun pasokan aman,” tambahnya.
Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag Isy Karim menjelaskan kenaikan harga cabai terjadi karena panen raya di beberapa sentra produksi cabai di Jawa Timur mulai berakhir, sementara terjadi kenaikan permintaan di daerah Sumatra. Beberapa sentra cabai yang pasokannya masih terjaga diantaranya adalah Wates, Magelang dan Muntilan.
Baca Juga
“Secara umum harga barang kebutuhan pokok relatif stabil. Komoditas yang naik cukup signifikan dibandingkan dengan bulan lalu adalah minyak goreng, cabai-cabaian, dan telur ayam ras,” katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya melaporkan bahwa cuaca ekstrem masih berisiko terjadi di wilayah Indonesia sampai 9 Desember 2021, meski Siklon Tropis Teratai di Samudra Hindia yang terbentuk pada 1 Desember telah dinyatakan berakhir.
“Sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki periode musim hujan. Dengan indikasi aktifnya fenomena La Nina pada musim hujan, kewaspadaan terhadap potensi peningkatan curah hujan di atas normal harus lebih ditingkatkan,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam siaran pers pekan lalu.