Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transisi Energi, Kadin Minta Pemerintah Pacu Diversifikasi Ekspor ke Korsel

Indonesia belakangan menghentikan ekspor barang tambang mentah yang juga berkontribusi menekan nilai ekspor ke Korea Selatan. 
Pejalan kaki menyeberang di jalan menuju pintu masuk ke museum Bank of Korea (BOK) yang terdapat di tengah kompleks kantor pusat Bank of Korea di Seoul, Korea Selatan./Bloomberg-Jean Chung
Pejalan kaki menyeberang di jalan menuju pintu masuk ke museum Bank of Korea (BOK) yang terdapat di tengah kompleks kantor pusat Bank of Korea di Seoul, Korea Selatan./Bloomberg-Jean Chung

Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) meminta pemerintah untuk meningkatkan diversifikasi jenis produk ekspor ke pasar Korea Selatan menyusul pergeseran konsumsi di Negeri Ginseng itu yang beralih pada energi baru terbarukan atau EBT. 

Koordinator Wakil Ketua Umum III Kadin bidang Maritim, Investasi dan Luar Negeri Shinta W. Kamdani mengatakan pergeseran pola konsumsi pada EBT itu sudah berlangsung selama 10 tahun terakhir. Konsekuensinya, kinerja ekspor Indonesia yang bertumpu pada batu bara ke mengalami penurunan yang signifikan selama satu dekade terakhir.

Di sisi lain, Shinta menambahkan Indonesia belakangan menghentikan ekspor barang tambang mentah yang juga berkontribusi menekan nilai ekspor ke negara itu. 

“Ketika kinerja ekspor komoditas turun, tidak ada substitusi ekspor yang cukup untuk menutupi penurunan kinerja ekspor komoditas kita ke Korea Selatan,” kata Shinta melalui pesan WhatsApps, Selasa (7/12/2021). 

Shinta berharap percepatan implementasi Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Korea Selatan atau Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) dapat mendongkrak diversifikasi komoditas ekspor dalam negeri seiring dengan pergeseran konsumsi di pasar Korea Selatan tersebut. 

Langkah diversifikasi komoditas ekspor itu berdasar pada komitmen Korea Selatan untuk menghapus 11.683 pos tarif atau mencapai 95,5 persen dari keseluruhan pos tarif produk ekspor dari Indonesia. Besaran penghapusan pos tarif Korea Selatan itu 5,5 persen lebih tinggi dari komitmen di ASEAN-Korea Free Trade Area (AKFTA) yang mencakup 90 persen pos tarif. 

Sementara itu, Indonesia mengeliminasi 9.954 pos tarif atau mencapai 92 persen dari keseluruhan pos tarif barang yang diimpor dari Korea Selatan. Penghapusan tarif yang diberlakukan Indonesia itu 5 persen lebih besar  dari komitmen AKFTA.

“Kami harap ada antusiasme dan agresifitas yang lebih tinggi bagi eksportir Indonesia untuk ekspor ke Korea Selatan. Kami rasa pemerintah perlu lebih gencar mensosialisasikan penggunaan IK-CEPA kepada eksportir nasional,” kata dia. 

Manuver diversifikasi komoditas ekspor itu diikuti dengan kenaikan secara perlahan volume dan nilai ekspor produk manufaktur, agrikultur, perikanan, mebel, pakaian atau sepatu, makanan dan minuman.

Kendati, kata dia, peningkatan nilai ekspor komoditas itu peningkatannya relatif lambat jika dibandingkan dengan penurunan kinerja ekspor komoditas utama ke Korea Selatan. 

“Ini tentu juga perlu didukung dengan bantuan-bantuan lain seperti perluasan akses financing perdagangan yang affordable, memastikan ketersediaan dan efisiensi biaya kontainer ekspor dan merampingkan prosedur-prosedur ekspor yang tidak perlu,” tuturnya.  

Menyitir data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah otoritas perdagangan, neraca perdagangan Indonesia dengan Korea Selatan sepanjang Januari hingga September 2021 mengalami defisit mencapai US$254,1 juta. 

Neraca defisit itu berasal dari realisasi impor yang lebih tinggi ketimbang ekspor. Adapun nilai impor Indonesia dari Korea Selatan mencapai US$1,56 miliar. Di sisi lain, nilai ekspor berada di posisi US$1,31 miliar. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper