Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas pelaku usaha waralaba membidik kenaikan kinerja dan pengembangan bisnis pada 2022, seiring dengan membaiknya perekonomian pada kuartal IV/2021.
Hasil survei yang dilakukan oleh Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali) terhadap 30 merek waralaba memperlihatkan bahwa 32,3 persen menargetkan peningkatan penjualan sebesar 50 persen pada 2022. Hasil ini lebih tinggi dibandingkan dengan 2021 dan sekitar 25,8 persen yang membidik kenaikan penjualan di kisaran 21 sampai 30 persen pada tahun depan.
Ketua Wali Tri Rahardjo menjelaskan prospek positif penjualan ini diikuti dengan optimisme untuk ekspansi. Sebanyak 87,1 persen responden menyatakan akan melakukan pengembangan bisnis, sementara sisanya masih mengurungkan niat memperluas bisnis.
“Hal ini berarti di tengah pandemi pelaku usaha tetap optimistis menghadapi masa depan dan mereka akan melakukan pengembangan bisnis pada 2022. Sisanya 12,9 persen menyatakan belum akan menambah gerainya,” kata Tri di Jakarta, Selasa (7/12/2021).
Tri mengatakan proyeksi tersebut ditandai dengan kenaikan aktivitas bisnis dan transaksi di mal yang sudah mulai menggeliat. Dia mengatakan pemulihan ekonomi juga sudah mulai terasa di berbagai lini.
"Kita patut mengapresiasi pemerintah yang sudah memberi kelonggaran, sehingga pelaku usaha bisa kembali berusaha maksimal. Kita harap, ke depan bisnis ini bisa terus tumbuh," ujarnya.
Baca Juga
Survei yang dilakukan Wali terhadap 5.621 gerai waralaba pada 2020 menunjukkan bahwa 17 persen atau sekitar 953 gerai tutup permanen atau sementara imbas pandemi. Sebanyak 13 persen gerai yang tutup berlokasi di mal, 27 persen di gedung ruko, dan 60 persen merupakan gerai yang berdiri sendiri (stand alone).
Ketua Komite Tetap Kadin Indonesia bidang Franchise, Lisensi & Networking Marketing Levita G. Supit mengatakan bisnis waralaba telah kembali bergeliat sejak akhir 2020. Sebagian besar bisnis waralaba mulai beroperasi kembali pada 2021 dengan omzet yang lebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Kalau kita mau kembali berbisnis waralaba ini memang saatnya. Jangan sampai menunggu pandemi berakhir, karena kita tidak akan pernah tahu kapan berakhir," kata Levita.
Survei optimisme pertumbuhan waralaba di daerah, kata Levita, juga memperlihatkan perbaikan. Kinerja waralaba di daerah dia sebut lebih baik daripada di DKI Jakarta.
“Waralaba makanan dan minuman di daerah sudah buka dan penuh, malah masyarakat di sana lebih berani makan ke restoran dibandingkan dengan di DKI Jakarta," tambahnya.
Ketua Asosiasi Lisensi Indonesia (Asensi) Susanty Widjaya mengatakan pemulihan ekonomi menjadi momentum bagi jenama waralaba lokal untuk memperluas jangkauan pasar.
“Kita lihat banyak sekali merek luar negeri di negara kita, di pusat belanja kita mendominasi. Bukan berarti kita tidak membolehkan beli [merek asing], tetapi kenapa tidak kita gairahkan yang lisensi merek lokal dan menjadi raja di negeri sendiri,” kata Susanty.
Dia mengatakan peluang pengembangan lisensi dan waralaba lokal pada 2022 cukup bagus. Hal ini setidaknya terlihat dari antusiasme para calon investor dalam pameran franchise yang digelar belum lama ini.
“Kami melihat antusiasme calon investor [pembeli lisensi/franchisee] ini baik. Dan bisnis waralaba pun selama pandemi tidak benar-benar mati. Kalau dilihat tetap berkembang,” katanya.