Bisnis.com, JAKARTA – Paket insentif hulu minyak dan gas bumi (migas) yang diberikan pemerintah berhasil mendongkrak produksi di Blok Mahakam. Dukungan tersebut juga telah meningkatkan kemampuan investasi PT Pertamina Hulu Mahakam.
Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Julius Wiratno mengatakan, produksi migas di Blok Mahakam sudah berada di atas 50.000 barel setara minyak per hari (BOEPD). Dia menyebut, realisasi produksi migas di Blok Mahakam terdongkrak oleh insentif dari pemerintah.
“Kami bersyukur dengan capaian ini. Ini membuktikan bahwa insentif merupakan katalis positif pada kinerja kontraktor kontrak kerja sama [KKKS],”ujar Julius seperti melalui keterangan resmi, Jumat (3/12/2021).
General Manager Pertamina Hulu Mahakam Agus Amperianto mengatakan, pihaknya sudah menerima beberapa insentif dari pemerintah, seperti perubahan first tranche petroleum (FTP) dari 20 persen ke 5 persen, investment credit 17 persen, dan percepatan depresiasi pada tahun terakhir production sharing contract (PSC).
Pada Mei 2021, Pertamina Hulu Mahakam (PHM) juga menerima pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak bumi dan bangunan (PBB) tubuh bumi, serta insentif pemanfaatan barang milik negara (BMN) hulu migas.
“Dengan adanya insentif yang diberikan, maka PHM berhasil melakukan pengeboran sumur-sumur development lebih banyak dan menjamin keberlanjutan rencana pengembangan lapangan, program Handil water flood, persiapan menuju program enhanced oil recovery Lapangan Handil, dan juga program eksplorasi,” jelasnya.
Baca Juga
Insentif yang diberikan pemerintah, tambah Agus, memungkinkan Pertamina Hulu Mahakam mengebor 540 sumur pengembangan baru, dari rencana awal yang hanya 17 sumur.
Dia menjelaskan bahwa insentif dari pemerintah bisa menjamin keberlanjutan kegiatan operasi, pengembangan, serta eksplorasi.
“Tanpa insentif, produksi akan turun secara signifikan sejak 2021 karena terbatasnya program pengeboran dan pengembangan baru. Namun dengan insentif, Mahakam dapat menahan laju penurunan produksi, sehingga dapat menjaga produksi di atas 500 MMscfd hingga beberapa tahun ke depan, dan dapat melanjutkan operasi di Mahakam hingga akhir kontrak di 2037,” jelasnya.
Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM Mustafid Gunawan menuturkan, sejumlah insentif bagi kontraktor migas harus diberikan agar target internal rate of return (IRR) 15 persen bisa terwujud.
Beberapa insentif yang bisa diberikan Kementerian ESDM adalah perubahan bagi hasil (split) yang lebih baik bagi kontraktor, besaran FTP, dan pembebasan dari kewajiban pasok dalam negeri untuk waktu tertentu atau domestic market obligation holiday (DMO holiday).
“Kami sepakat mem-propose jadi pekerjaan rumah bersama bagi Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, dan instansi lain untuk menuju paling tidak IRR 15 persen, sehingga bisa menjawab pertanyaan investor bahwa keekonomian di Indonesia itu lebih bagus,” jelas Mustafid.
Ketua Indonesian Petroleum Association (IPA) Gary Selbie menambahkan, insentif yang bervariasi dibutuhkan lantaran kondisi setiap perusahaan berbeda, baik terkait kondisi lapangan migas yang digarap maupun ketentuan kontrak kerja samanya.
“Banyak anggota IPA lain yang sudah semakin dekat untuk bisa mendapatkan insentif,” ujarnya