Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Surplus Neraca Perdagangan dengan Malaysia, Naik Hampir 200 Persen

Kementerian Perdagangan menyebut Indonesia mencatat surplus neraca perdagangan dengan Malaysia dengan pertumbuhan hampir 200 persen.
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (19/5/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (19/5/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia berhasil mencatatkan surplus neraca perdagangan nonmigas dengan Malaysia sebesar US$3,39 miliar pada periode Januari-September 2021 dengan pertumbuhan hampir 200 persen.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi mengatakan terjadi lonjakan hingga 192,69 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Adapun, total perdagangan Indonesia-Malaysia pada Januari-September 2021 juga meningkat sebesar 46,43 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, dengan nilai mencapai US$15,05 miliar.

"Surplus perdagangan yang cukup besar ini tentu merupakan capaian yang sangat baik, hal ini seiring dengan peningkatan ekspor berbagai komoditas andalan Indonesia ke Malaysia seperti batu bara, CPO, tembaga, besi dan baja serta berbagai produk kimia,” kata Didi Sumedi dalam siaran pers, Sabtu (20/11/2021).

Sementara, Duta Besar RI untuk Malaysia Hermono menuturkan ekspor nonmigas Indonesia ke Malaysia pada periode Januari-September 2021 mencapai US$7,53 miliar. Realisasi tersebut meningkat 61,7 persen dibandingkan periode yang sama pada 2020.

Menurutnya, nilai ekspor tersebut juga merupakan yang tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir. Realisasi tersebut diharapkan bisa terus bertambah hingga akhir 2021.

"Hal tersebut menunjukkan bahwa permintaan barang dari Indonesia sudah mulai pulih, bahkan meningkat pascapembatasan ketat yang dilakukan Malaysia sejak awal pandemi Covid-19 melanda," ujar Hermono.

Beberapa produk ekspor nonmigas yang naik cukup tinggi, antara lain tembaga (265,11 persen), lemak dan minyak hewan/nabati (164,9 persen), berbagai produk kimia (112,20 persen), besi dan baja (65,89 persen), dan batu bara (50,29 persen).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro