Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas Tinggi, Transaksi Berjalan Diramal Surplus 0,1 Persen dari PDB 2021

Harga komoditas diperkirakan tetap tinggi hingga akhir 2021, sehingga mendukung kinerja ekspor Indonesia dalam waktu yang cukup lama.
Pekerja memanen kelapa sawit di Desa Rangkasbitung Timur, Lebak, Banten, Selasa (22/9/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas
Pekerja memanen kelapa sawit di Desa Rangkasbitung Timur, Lebak, Banten, Selasa (22/9/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Bank Mandiri, Faisal Rachman memperkirakan neraca pembayaran Indonesia (NPI) akan melanjutkan tren surplus tahun ini, yang didukung oleh surplus transaksi berjalan dan perbaikan neraca finansial.

Harga komoditas diperkirakan tetap tinggi hingga akhir 2021, sehingga mendukung kinerja ekspor Indonesia dalam waktu yang cukup lama. Dengan kondisi ini, neraca transaksi berjalan berpotensi mengalami surplus kecil pada akhir 2021.

“Perkiraan kami menunjukkan bahwa surplus transaksi berjalan tahun 2021 bisa sekitar 0,1 persen dari PDB [produk domestik bruto],” katanya, Jumat (19/11/2021).

Dari sisi neraca keuangan, Faisal memperkirakan aliran masuk modal asing ke pasar portofolio akan meningkat dibandingkan tahun lalu.

Selain itu, aliran masuk investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) diperkirakan meningkat, ditopang oleh investasi di sektor pertambangan dan perkebunan di tengah melonjaknya permintaan komoditas global yang mendorong harga komoditas, serta agenda reformasi struktural yang membuat iklim investasi dalam negeri menjadi lebih kondusif.

Di sisi lain, menurutnya masih terdapat risiko yang akan membatasi potensi aliran masuk, yaitu pemulihan ekonomi global yang tidak merata yang menyebabkan gangguan rantai pasokan dan peningkatan tekanan inflasi yang mengakibatkan normalisasi moneter global lebih cepat dari yang diperkirakan.

“Ini dapat memicu sentimen risk-off. Selain itu, ketidakpastian seputar pandemi Covid-19, terutama varian virus yang lebih menular tetap menjadi risiko yang harus diwaspadai,” jelasnya.

Secara keseluruhan, dia memperkirakan NPI akan mengalami surplus sekitar US$10-US$15 miliar pada 2021, meningkat dari surplus US$2,6 miliar pada tahun lalu.

Perkembangan surplus tersebut menurut Faisal akan cukup untuk menopang cadangan devisa Indonesia, juga stabilitas nilai tukar rupiah.

“Kami memperkirakan cadangan devisa mencapai US$145-US$150 miliar dan nilai tukar rupiah ditutup pada level Rp14.177 per dolar Amerika Serikat pada akhir 2021,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper