Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan pemulihan di sektor UMKM kini semakin terlihat. Hal tersebut dilihat berdasarkan peningkatan pertumbuhan kredit UMKM hingga Agustus 2021. Pada periode tersebut, pertumbuhan kredit terhadap UMKM tumbuh 2,43 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Secara rinci, seluruh sektor utama UMKM tumbuh positif seperti perdagangan tumbuh 0,82 persen (yoy); manufaktur 1,42 persen (yoy); dan pertanian 19,56 persen (yoy).
"Pemulihan UMKM ini memberikan sinyal bahwa sektor UMKM sudah mulai pulih pasca pandemi," kata Josua kepada Bisnis, Kamis (11/11/2021).
Ke depannya, Josua menilai pemerintah perlu fokus pada mendorong UMKM agar dapat berevolusi menjadi usaha menengah atau usaha besar. Hal ini diperlukan guna meningkatkan skala ekonomi dari bisnis usaha, agar efisiensi dari perekomian mampu meningkat.
Sejauh ini, belum ada kebijakan insentif naik kelas bagi para pengusaha UMKM. Tidak hanya itu, pemerintah juga dinilai perlu untuk mendorong digitalisasi dari para pelaku UMKM. Digitalisasi berguna untuk mendorong perluasan bisnis usaha UMKM.
Tidak hanya itu, digitalisasi juga diperkirakan mampu mendorong pelaku UMKM untuk bergeser dari sektor informal menjadi lebih formal, sejalan dengan pendataan UMKM tersebut dalam sistem digital.
Baca Juga
Dari sisi perbankan, Bank Indonesia (BI) sudah menetapkan peraturan terkait Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM), yang mulai berlaku pada September lalu. Dengan kebijakan ini, perbankan akan didorong untuk meningkatkan proporsi pembiayaan UMKM hingga sebesar 20 persen dari portfolio.
Di samping itu, pemerintah juga mendorong percepatan digitalisasi pada UMKM yang diharapkan dapat mendukung peningkatan efisiensi, dalam rangka menekan biaya logistik serta mendorong penetrasi pasar.
Dengan berbagai kebijakan dari pemerintah, BI dan OJK diharapkan pemulihan segmen usaha UMKM dapat terakselerasi yang kemudian diharapkan koporatisasi UMKM pun dapat mendukung semakin banyak UMKM yang naik kelas.
"Dengan demikian, peran UMKM pada perekonomian dan penyerapan tenaga kerja pun akan meningkat untuk mendorong kesinambungan perekonomian nasional," pungkasnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan UMKM selalu menjadi buffer bagi krisis ekonomi. Data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan saat ini terdapat 64 juta UMKM di Indonesia dengan kontribusi terhadap PDB sekitar 61 persen.
"UMKM selalu menjadi buffer dalam berbagai krisis ekonomi sejak 1998, 2008, dan di era pandemi Covid-19 ini," jelas Airlangga pada peluncuran Buku Pembiayaan UMKM yang ditulisnya, Kamis (11/11/2021).