Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahlil Optimistis Investasi Jumbo US$44,6 Miliar Bakal Terealisasi di Awal 2024

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa pemerintah menargetkan komitmen investasi dari UEA tersebut dapat terealisasi hingga awal 2024.
Penandatanganan antara Badan Koordinasi Penanaman Modal dengan Air Products and Chemicals, and Chemicals, Inc (APCI) yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (kiri), Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil (kedua dari kiri) Lahadalia dan Menteri BUMN Erick Thohir (ketiga dari kanan) pada Kamis (4/11/2021), di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab/Istimewa
Penandatanganan antara Badan Koordinasi Penanaman Modal dengan Air Products and Chemicals, and Chemicals, Inc (APCI) yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (kiri), Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil (kedua dari kiri) Lahadalia dan Menteri BUMN Erick Thohir (ketiga dari kanan) pada Kamis (4/11/2021), di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah berhasil meraih komitmen investasi sebesar US$44,6 miliar atau sekitar Rp637,7 triliun saat berkunjung ke Uni Emirat Arab.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa pemerintah menargetkan komitmen investasi tersebut dapat terealisasi hingga awal 2024.

“Target kita 2024 awal semua sudah harus terealisasi. Kami ingin komitmen ini berakhir sebelum masa periodisasi pak Jokowi dan Ma’ruf Amin berakhir,” katanya dalam konferensi pers virtual, Kamis (11/11/2021).

Bahlil menjelaskan, pada 2022 sendiri, pemerintah menargetkan investasi sebesar US$8 miliar dapat terealisasi.

Salah satunya, investasi dari perusahaan Air Products, perusahaan asal Amerika Serikat. Kementerian Investasi/BKPM sebelumnya telah menandatangani Nota Kesepahaman dengan Air Products dengan komitmen investasi senilai US$15 miliar.

“Kami targetkan dari US$44,6 miliar, minimal US$8 miliar akan terealisasi, misalnya Air Products yang akan jalan di Januari 2022,” jelasnya.

Adapun, dari total komitmen investasi US$44,6 miliar, Bahlil mengatakan investasi sebesar US$18 miliar dilakukan melalui Indonesia Investment Authority (INA), sementara sisanya melalui Kementerian Investasi/BKPM.

“Dalam proyek US$44,6 miliar di dalamnya ada terkait infrastruktur, pertanian, alat kesehatan, data center, sektor hilirisasi pertambangan, hingga energi terbarukan,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper