Bisnis.com, JAKARTA – Inflasi di Amerika Serikat melonjak dengan laju tercepat sejak tahun 1990 pada bulan Oktober 2021 dari tahun sebelumnya.
Dilansir Bloomberg, data Departemen Tenaga Kerja AS yang dirilis Rabu (10/11/2021) mencatat indeks harga konsumen atau consumer price index (CPI) AS naik 6,2 persen year-on-year (yoy) dari Oktober 2020.
Dibandingkan bulan September 2021, laju inflasi meningkat 0,9 persen, kenaikan tertinggi dalam empat bulan terakhir. Kedua data CPI tersebut melampaui survei Bloomberg terhadap para ekonom.
Lonjakan inflasi ini memperkuat mencirikan adanya pemulihan dari pandemi dan mengikis daya beli bahkan ketika upah melonjak.
Kenaikan harga untuk energi, tempat tinggal, makanan dan kendaraan mendorong llonjakan ini. Dengan latar belakang permintaan yang kuat, bisnis terus menaikkan harga barang dan jasa konsumen di saat rantai pasokan terganggu dan kurangnya tenaga kerja.
Kenaikan tersebut menunjukkan bahwa inflasi yang lebih tinggi akan bertahan lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya, sehingga memberikan tekanan pada pejabat Federal Reserve untuk mengakhiri era suku bunga nol lebih cepat dari yang diperkirakan dan berpotensi untuk mempercepat laju tapering.
Data inflasi ini juga mengancam memperburuk tantangan politik bagi Presiden Joe Biden dan Demokrat ketika mereka berusaha untuk meloloskan paket pajak dan pengeluaran senilai US$2 triliun.
Lebih lanjut, sejumlah komponen memberikan dorongan terhadap kenaikan laju inflasi, di antaranya harga mobil baru yang naik 1,4 persen karena krisis semikonduktor yang masih melanda. Adapun harga kendaraan bekas melonjak 2,5 persen.
Selain itu, sejumlah harga kebutuhan dasar di AS juga mengalami kenaikan, antara lain makanan naik naik 5,3 persen, bensin naik 6,1 persen, dan biaya listrik melonjak 1,8 persen.