Bisnis.com, JAKARTA - Citigroup Inc., telah menghimpun US$40 miliar atau Rp572 triliun untuk membiayai proyek-proyek keberlanjutan tahun ini bagi Asia Pasifik. Angka ini meningkat enam kali lipat dari 2020 seiring dengan pemenuhan target global Amerika Serikat.
Dilansir Bloomberg pada Selasa (9/11/2021), perusahaan mengambil keuntungan dari pembiayaan yang lebih murah dengan menerbitkan obligasi hijau, memanfaatkan meningkatnya permintaan investasi di bidang Environmental, Social, and Governance (ESG).
"Kami melihat pembiayaan keberlanjutan baik sebagai mandat dan sebagai kesempatan untuk bermitra dengan klien kami di berbagai bagian geografi untuk membantu dekarbonisasi pada operasi mereka dan mencapai target keberlanjutan," ujar Chief Executive Officer (CEO) Asia Pasifik Peter Babej.
Citigroup yang berbasis di New York mengumumkan pada April bahwa target keuangan berbasis lingkungan senilai US$500 miliar, menjadi bagian dari target keuangan berkelanjutan senilai US$1 triliun hingga 2030.
Bank asal AS ini membantu investor memposisikan ulang portofolio mereka menuju industri yang lebih hijau hingga menyelaraskan kembali model bisnis perusahaan melalui akuisisi dan divestasi.
Perusahaan juga menciptakan Indeks Dunia ESG, menawarkan tolok ukur bagi klien investor untuk membantu korporasi mentransisikan portofolio menuju ESG.
Baca Juga
Kesepakatan yang dicatat oleh Citigroup di antaranya adalah Alibaba Group Holding Ltd., senilai US$5 miliar pada Februari dengan jangka waktu hingga 20 tahun.
Citigroup juga telah berencana menerbitkan obligasi hijau US$2,5 miliar untuk SK Hynix Inc., pada Januari dengan tenor 10 tahun. Di Indonesia, memimpin penawaran sukuk pemerintah senilai US$3 miliar yang mencakup obligasi hijau dengan tenor 30 tahun, sukuk hijau dengan tenor terpanjang.
Citigroup telah berkomitmen untuk mengurangi cabang fisiknya yang berjumlah 7.000 di hampir 100 negara, termasuk memasang 360 panel surya di kantornya di Hong Kong.