Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Citigroup Akui Tak Terdampak Regulasi Keras di China

Sementara Citigroup telah memutuskan untuk keluar dari operasi perbankan ritel di beberapa pasar Asia, perusahaan akan terus menawarkan layanan kepada korporasi besar di kawasan itu melalui grup klien institusionalnya.
Kantor Citibank di New York./Bloomberg - Mark Kauzlarich
Kantor Citibank di New York./Bloomberg - Mark Kauzlarich

Bisnis.com, JAKARTA - Pengetatan regulasi oleh pemerintah China membayangi pertumbuhan perusahaan, terutama bagi yang membidik initial public offering (IPO) di bursa Amerika Serikat.

Chief Financial Officer Citigroup Inc. Mark Mason mengatakan langkah China baru-baru ini untuk menindak perusahaan, tidak akan merugikan bisnis bank di seluruh kawasan Asia-Pasifik.

Sementara Citigroup telah memutuskan untuk keluar dari operasi perbankan ritel di beberapa pasar Asia, perusahaan akan terus menawarkan layanan kepada korporasi besar di kawasan itu melalui grup klien institusionalnya.

Dalam konferensi untuk investor Mason mengatakan perusahaan sedang memantau situasi di China dengan saksama.

"Kami terus melayani perusahaan multinasional dan lokal kami melalui bisnis ICG yang kami miliki ini,” kata Mason menanggapi sebuah pertanyaan. Kami tidak mengantisipasi dampak apa pun dari beberapa tindakan keras peraturan China," kataya, dilansir Bloomberg, Minggu (1/8/2021).

Komisi Sekuritas dan Bursa AS menghentikan penawaran umum perdana perusahaan-perusahaan China pada Jumat (30/7/2021), dengan alasan perlunya pengungkapan risiko yang lebih baik kepada pemegang saham.

Langkah itu dilakukan setelah China mengusulkan aturan yang mewajibkan hampir semua perusahaan yang mencari listing di luar negeri untuk menjalani tinjauan keamanan siber, yang secara signifikan akan meningkatkan pengawasannya.

Mason juga membahas pandemi, dengan mengatakan Citigroup akan terus menggunakan data kesehatan setempat dan panduan dari pejabat publik saat menyusun rencana untuk mengembalikan pekerja ke kantor. Minggu ini, perusahaan kembali mewajibkan karyawan untuk memakai masker di kantor terlepas dari status vaksinasi mereka.

"[Kebijakan] Kami akan terus dipimpin oleh data, apakah itu data seputar kembali kantor atau data seputar pemakaian masker. Karena itu hal yang benar untuk dilakukan," katanya.

Sementara itu, Komisi Regulasi Sekuritas China mengatakan tengah meningkatkan komunikasi dengan otoritas terkait di AS untuk menemukan resolusi yang sesuai.

Menanggapi tindakan keras Beijing terhadap industri swasta, Kepala Securities and Exchange Commission (SEC) Gary Gensler meminta staf untuk mencari pengungkapan tambahan dari perusahaan China sebelum menandatangani pernyataan pendaftaran mereka untuk menjual saham.

China sebelumnya telah mengusulkan aturan baru yang mengharuskan hampir semua perusahaan yang ingin mendaftar di negara asing untuk menjalani tinjauan keamanan siber, sebuah langkah yang akan sangat meningkatkan pengawasan atas perusahaan swastanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper