Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah menilai Uni Emirat Arab (UEA)bisa menjadi mitra yang andal untuk berinvestasi dalam pembangunan ibu kota baru.
Deputi Koordinasi Bidang Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto mengatakan hal tersebut seusai dengan pernyataan Presiden Jokowi yang menyebutkan pembangunan ibu kota baru termasuk salah satu sektor pembangunan yang bisa dijadikan prioritas dikerjasamakan dengan UEA.
"Kalau dilihat, Abu Dhabi itu saya kira punya financial power [kekuatan finansial] yang bagus. Saya rasa mereka bisa jadi partner yang sangat baik untuk pembangunan ibu kota baru," kata Septian, dikutip dari tempo.co, Sabtu (6/11/2021).
Seto berharap UEA juga bisa memberikan wawasan serta pengalamannya dalam pembangunan kota. "Dubai itu kan sudah jadi kota internasional. Saya kira mereka juga bisa memberikan insights, berbagi pengalaman juga bagaimana mereka mengembangkan (kota) itu," katanya.
Namun, ia belum menjelaskan lebih jauh soal nilai komitmen investasi UEA untuk pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur. Begitu pula soal skema hingga realisasi investasinya. "Kita tunggu saja [realisasinya]," ujar Seto.
Presiden Jokowi sebelumnya mengungkapkan ada tiga sektor pembangunan di Indonesia yang bisa dijadikan prioritas kerja sama antara Indonesia dan Uni Emirat Arab.
Baca Juga
Prioritas pertama adalah pembangunan ibu kota baru Indonesia. "Untuk membangun ibu kota baru setidaknya dibutuhkan dana sebesar US$35 miliar," kata Jokowi saat menghadiri Indonesia-UAE Investment Forum yang berlangsung di Dubai, Kamis, (4/11//2021).
Berikutnya, sektor kedua adalah di bidang transisi energi. Presiden Jokowi berkomitmen akan lakukan transisi ini sebaik mungkin dengan mengundang investor dan teknologi dengan harga terjangkau.
"Jika anda tertarik melakukan investasi untuk energi baru dan terbarukan, ini adalah saat yang tepat," kata Jokowi.
Pasalnya, Indonesia punya potensi energi baru dan terbarukan yang sangat besar dan beragam, mulai dari hidro, surya, panas bumi dan lain-lain.
Sektor prioritas ketiga adalah di sektor perdagangan. Jokowi menekankan pentingnya diversifikasi perdagangan dan mulai menegosiasikan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA). "Saya harapkan pada Maret tahun depan perundingan sudah akan selesai," ujarnya di depan para investor UEA tersebut.
Sebelumnya, Presiden Jokowi telah bertemu dengan Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan (MBZ) di Istana Al-Shatie, Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab, pada Rabu, 3 November 2021.
Selain mengundang Pangeran MBZ untuk hadir sebagai tamu pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 2022 mendatang saat Indonesia memegang presidensi G20, Jokowi juga membahas soal pembangunan ibu kota baru. Hal tersebut disampaikan oleh