Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri China, Li Keqiang, mengatakan bahwa negara itu sedang menghadapi tekanan baru dan berencana memangkas pajak dan biaya bagi bisnis kecil.
Dilansir Bloomberg pada Rabu (3/11/2021), kendati tidak menjelaskan secara rinci, frasa yang digunakan oleh pejabat China terkait tekanan berarti sebuah perlambatan ekonomi. Ungkapan tersebut telah diucapkan beberapa kali pada 2019.
Menurutnya, ekonomi membutuhkan penyesuaian lintas siklus, kata Li selama kunjungan ke regulator pasar utama China seperti dilaporkan CCTV. Ungkapan itu berkaitan dengan pendekatan fiskal dan moneter yang lebih konservatif dan lebih fokus pada prospek jangka panjang daripada kinerja ekonomi langsung.
Ekonomi China terus melambat dalam beberapa bulan terakhir akibat tekanan Beijing di sektor properti. Pernyataan Li ini mengikuti semakin lemahnya pertumbuhan dengan kelangkaan listrik di negara itu.
“Tidak ada pendorong pertumbuhan yang jelas sekarang, jadi pemerintah sedang mencarinya,” kata Bruce Pang, Kepala Penelitian Makro dan Strategi China Renaissance Securities Hong Kong Ltd.
Untuk itu, pemerintah lebiih memilih menyelamatkan investasi usaha kecil yang dapat menyediakan sumber keuangan yang lebih sehat dan jangka panjang, dibandingkan dengan investasi pemerintah atau properti.
Baca Juga
Dalam hal ini, otoritas akan mendorong perbankan untuk memberikan pinjaman leih banyak lagi kepada bisnis kecil. Lebih jauh lagi, otoritas juga akan mengurangi pajak dan biaya agar menyederhanakan prosedur administrasi.
Indeks manajer pembelian manufaktur resmi turun menjadi 49,2, menurut Biro Statistik Nasional pada Minggu. Artinya, sudah 2 bulan beruturut-turut indeks berada di bawah 50 yang menandakan adanya kontraksi pada produksi.