Bisnis.com, JAKARTA – PT Adhi Commuter Properti (ADCP), anak usaha PT Adhi Karya (Persero) Tbk. atau ADHI memproyeksikan marketing sales sampai akhir tahun ini bisa tumbuh hingga 120 persen dari tahun lalu.
Perolehan marketing sales tersebut berasal dari hunian konsep transit oriented development (TOD) yang menempel dengan stasiun LRT Jabodebek. Selain itu, ada juga pengerjaan proyek yang hampir rampung dan segera beroperasi, serta perkembangan pengerjaan kereta LRT.
Direktur Utama Adhi Commuter Properti (ADCP) Rizkan Firman mengatakan, progress pengerjaan LRT Jabodebek memberikan dampak positif terhadap penjualan perusahaan. Hal itu terlihat dari kinerja marketing sales pada kuartal III/2021 yang mampu tumbuh 155 persen.
Capaian tersebut berasal dari 11 proyek perusahaan yang sedang dikembangkan, yakni LRT City Bekasi-Eastern Green, LRT City Bekasi-Green Avenue, LRT City Jatibening, LRT City MTH, LRT City Tebet, LRT City Ciracas, LRT City Cibubur, LRT City Sentul, Adhi City Sentul, Grand Central Bogor-Member of LRT City, Cisauk Point Member of LRT City, dan Oase Park-Member of LRT City.
“Untuk marketing sales sampai akhir 2021 kami proyeksikan tumbuh sekitar 120 persen. Sejauh ini kami optimistis dapat diraih, ditambah lagi pembangunan proyek ADCP yang masih berjalan sesuai target,” katanya melalui keterangan resmi, Rabu (3/11/2021).
Hingga September 2021, kata dia, ADCP telah melakukan serah terima Tower 1 LRT City Bekasi-Eastern Green, Tower 1 LRT City MTH, Tower 1 LRT City Jatibening, dan Tower 1 LRT City Sentul kepada konsumen.
Baca Juga
Dia menuturkan, komitmen untuk menjaga kepercayaan konsumen melalui penyelesaian proyek yang tepat waktu menjadi salah satu faktor penting dalam mendorong kinerja perusahaan. Oleh karena itu, pihaknya pun berani untuk memasang target tinggi hingga akhir tahun ini.
Menurutnya, kejelasan operasional LRT Jabodebek akan mendorong penjualan perusahaan, karena masyarakat semakin memahami keuntungan hunian TOD yang lebih menguntungkan.
Rozi Sparta, Direktur Pengembangan Bisnis ADCP, mengatakan bahwa hunian dengan konsep TOD akan menjadi gaya hidup di Indonesia, seperti yang terjadi di Hong Kong, Tokyo, Singapura, Beijing, Shanghai, Filipina, dan Kopenhagen.
“TOD merupakan bentuk strategi perencanaan dan desain untuk mencapai pembangunan perkotaan yang padu, sekaligus wadah integrasi aktivitas di berbagai sektor properti yang dapat saling bersinergi,” katanya.
Konsep TOD sendiri akan menyediakan hunian, kantor, dan hotel yang terletak dalam satu area. Selain itu, kawasan itu juga akan didukung oleh keberadaan restoran, pusat perbelanjaan, entertainment yang dapat diakses oleh penghuni perumahan, pekerja, dan orang-orang yang beraktivitas di kawasan tersebut.