Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Krisis Energi, ESDM Bentuk Timsus Batu Bara

Di sisi lain, Kementerian ESDM memperkirakan Indonesia masih jauh dari krisis energi. Kondisi ini turut dipengaruhi dengan melimpahnya bahan bakar energi termasuk batu bara maupun migas serta EBT. 
Rayful Mudassir
Rayful Mudassir - Bisnis.com 21 Oktober 2021  |  17:36 WIB
Krisis Energi, ESDM Bentuk Timsus Batu Bara
Angkutan batu bara berbasis rel di Sumatra Selatan. - ptba.co.id

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif membentuk tim khusus memantau rantai pasok bahan bakar energi seperti batu bara di tengah krisis energi yang melanda sejumlah negara. 

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan (Gatrik) Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan bahwa Menteri ESDM telah meminta seluruh direktorat jenderal untuk menangani rantai pasok bahan bakar energi untuk menjaga keandalan listrik. 

“Day by day melototin ini termasuk rantai pasok sampai melototin tongkangnya, karena ini menantang karena banyak yang dipakai ekspor,” katanya saat konferensi pers capaian kinerja triwulan III/2021 sektor ketenagalistrikan, Kamis (21/10/2021). 

Monitoring ini menurutnya juga disebabkan adanya tambang yang mengalami banjir akibat cuaca buruk. Dia berharap kondisi ini tidak berlangsung lama. Selain itu, Rida meyakini kondisi tersebut dapat diatasi oleh para perusahaan tambang dengan pengalaman dari tahun sebelumnya.

Pemerintah lanjutnya menyadari sejumlah negara mengalami krisis energi seperti Inggris, China, India, dan Amerika Serikat. Oleh karena itu, negara tersebut mulai memanfatkan kembali batu bara yang tersedia di dalam negeri. 

Di Indonesia, pemerintah telah menetapkan harga domestic market obligation (DMO) batu bara senilai US$70 per metrik ton. Selain itu, perusahan tambang juga wajib memasok 25 persen total produksi untuk industri dalam negeri. Hal ini memberikan kepastikan pasokan dalam negeri.

Di dalam negeri, pemerintah juga melihat sejumlah kapal tongkang turut mengangkut komoditas non-batu bara. Ha ini terjadi seiring dengan beroperasinya sejumlah smelter. 

Rida menuturkan diperlukan adanya kolaborasi dengan seluruh pihak demi menghindari berkurangnya pasokan energi. Kementerian ESDM turut berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan untuk memantau kapal tongkang pengangkut hasil tambang baik batu bara maupun mineral. 

Di sisi lain, dia memperkirakan Indonesia masih jauh dari krisis energi. Kondisi ini turut dipengaruhi dengan melimpahnya bahan bakar energi termasuk batu bara maupun migas serta EBT. 

“Jangan sampai jadi krisis, kita berlebih [bahan baku], dari sisi instalasi dan demand juga belum menanjak meski belum membaik. Karena beban puncak sudah lebih baik dibandingkan sebelum Covid-19,” tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

energi batu bara kementerian esdm
Editor : Muhammad Khadafi

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top