Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek LRT Mundur 1 Tahun, Biaya Investasi Membengkak?

Pengoperasian proyek kereta layang ringan dipastikan mundur satu tahun dari target. Kereta yang semula digadang-gadang bisa mengangkut penumpang pada 2021, kini molor menjadi 2022.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) menargetkan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek dapat beroperasi pada pertengahan tahun 2022. Kehadiran LRT Jabodebek diharapkan mampu melayani kebutuhan transportasi masyarakat di wilayah Ibu Kota dan sekitarnya. /Antara-PT KAI
PT Kereta Api Indonesia (Persero) menargetkan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek dapat beroperasi pada pertengahan tahun 2022. Kehadiran LRT Jabodebek diharapkan mampu melayani kebutuhan transportasi masyarakat di wilayah Ibu Kota dan sekitarnya. /Antara-PT KAI

Bisnis.com, JAKARTA – Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Prasarana LRT Jabodebek Ferdian Suryo Adhi Pramono tak memungkiri dampak mundurnya proyek kereta layang ringan akan berpengaruh terhadap nilai Investasi dari sisi prasarana maupun sarana.

Nilai investasi akan bertambah karena bunga pinjaman di bank atau interest terus meningkat.   

“Tapi yang tidak kita hindari adalah interest. Mau enggak mau bunga bank satu tahun kan interest-nya pasti bertambah,” ujar Ferdian, dikutip dari tempo.co, Selasa (19/10/2021).

Ferdian mengatakan perubahan nilai investasi itu kecil ketimbang angka perkiraan pada awal proyek berlangsung. Perubahan tersebut pun sudah diperhitungkan dalam adendum penyesuaian kontrak yang ditandatangani pada 2020.

Adapun proyek LRT setelah adendum memiliki nilai kontrak Rp 23,3 triliun. Angka itu sudah termasuk dengan pajak. Ferdian menjelaskan perhitungan penyesuaian nilai investasi telah melalui proses peninjauan dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

“Sudah ada review dari BPKP, untuk infrastruktur prasarananya sudah diperhitungkan. Sedangkan dari sisi sarana , dari KAI juga sudah ada proses review-nya,” tutur Ferdian.

Laporan ihwal adanya penyesuaian nilai investasi proyek pun telah diserahkan kepada Kementerian Keuangan. “Sudah dilaporkan ke Kemenkeu dan sudah masuk ke coverage,” ujar Ferdian.

Pengoperasian proyek kereta layang ringan dipastikan mundur satu tahun dari target. Kereta yang semula digadang-gadang bisa mengangkut penumpang pada 2021, kini molor menjadi 2022.

Ferdian menjelaskan mundurnya proyek itu disebabkan oleh penyelesaian pembebasan lahan di Depo Jatimulya, Bekasi. Depo merupakan bagian vital dari pembangunan LRT karena merupakan pusat operation control center (OCC).

“Pembebasan lahan di depo harusnya awal 2019, tapi mundur 2020 mau selesai. Setahun itulah yang menyebabkan mau tidak mau [proyek LRT] setahun juga mundunya,” ujar Ferdian.

Ferdian menyebut saat ini pembebasan lahan LRT, termasuk depo, telah selesai. Untuk pembangunan Depo Jatimulya, ia memastikan penyelesaian proyek sudah mencapai 60 persen.

Adapun secara keseluruhan untuk pembangunan prasarana, proyek LRT rute Cawang-Cibubur, Cawang-Dukuh Atas, dan Cawang-Bekasi telah mencapai 87,6 persen per 18 Oktober. Kereta LRT lintas pertama rencananya beroperasi pada pertengahan 2022 dan akan melewati 18 stasiun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper