Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menguraikan sejumlah alasan dibalik ketiadaan Maskapai penerbangan berjadwal yang mengajukan slot penerbangan internasional dari dan ke Bandara ngurah rai, Bali, kendati telah dibuka sejak 14 Oktober 2021.
Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati menjelaskan, biasanya pengajuan slot penerbangan disampaikan oleh maskapai setelah melakukan analisa terhadap tingkat permintaan, atau dengan kata lain mencapai jumlah menumpang yang potensial.
Tingkat permintaan tersebut, lanjutnya, masih harus diperoleh melalui hasil sosialisasi dan promosi oleh maskapai kepada calon penumpang.
Tak hanya itu, untuk mendukung permintaan dalam negeri, Adita mengharapkan adanya sosialisasi yang dilakukan oleh kementerian dan lembaga terkait, seperti dari Kementerian luar negeri serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Menurutnya, keseluruhan proses untuk meningkatkan permintaan tersebut masih memerlukan waktu dalam merealisasikannya, sehingga tidak serta merta dapat dilakukan secara cepat.
“Proses ini butuh waktu. Jadi jika saat ini belum ada permintaan slot, kami rasa masih wajar karena dibutuhkan proses promosi dan sosialisasi tadi,” ujarnya, Senin (18/10/2021).
Baca Juga
Adapun, PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I telah menginformasikan kepada seluruh maskapai yang memenuhi persyaratan agar bisa membuka slot penerbangan internasional dari dan menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.
Direktur Utama AP I Faik Fahmi mengatakan, hingga hari ini masih belum ada maskapai yang mengajukan slot penerbangan internasional berjadwal ke Bandara Bali.
“Kami berharap dalam waktu dekat maskapai mulai mengajukan slot penerbangan internasional berjadwal ke Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, sehingga Bali dapat mulai dikunjungi turis mancanegara secara bertahap,” ujarnya.
AP I, katanya, senantiasa berkomitmen untuk menerapkan protokol kesehatan dan mendukung syarat perjalanan udara.
Dia pun berharap, pembukaan Bali bagi turis mancanegara secara bertahap dapat berjalan lancar dan bisa menunjukkan kesiapan stakeholders pariwisata Bali dalam menyambut kedatangan turis mancanegara dalam skala lebih besar untuk membantu memulihkan perekonomian.
Sebagai gambaran, pada 2019 sebelum pandemi Covid-19 merebak, pergerakan penumpang internasional di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali mencapai 13,8 juta dengan rute ke 50 destinasi berbagai kota dunia.
Dari data AP I, pesawat terbanyak yang digunakan dalam lalu lintas menuju Bali adalah jenis Boeing 777, Boeing 787, dan Airbus 330.
AP I pun telah memberikan kebijakan stimulus atau insentif bagi maskapai nasional maupun asing yang melakukan penerbangan internasional dari dan menuju Bali.
Faik memerinci, pemberian insentif tersebut berupa diskon biaya pendaratan atau landing fee dimulai dari 14 Oktober 2021 hingga 30 Juni 2022.
Tak hanya itu, pemberian insentif juga terbagi menjadi dua tahap dengan besaran yang berbeda. Pertama, pada periode 14 Oktober–31 Desember 2021 AP I memberikan diskon sebesar 100 persen.
Kedua, pada periode 1 Januari–30 Juni 20212 AP I memberikan diskon landing fee sebesar 50 persen.
“Kami berharap dengan pemberian insentif ini akan meringankan beban maskapai untuk mengaktifkan kembali rute internasional mereka dari dan menuju Bali,” ujarnya.