Bisnis.com, JAKARTA – AirAsia menantikan momen percepatan pemulihan bisnis penerbangan yang ditandai dengan pembukaan perbatasan internasional bertahap sesuai cakupan wilayah operasi saat ini.
CEO AirAsia Aviation Limited Bo Lingam melihat adanya kemajuan yang menggembirakan dalam jaringan operasi maskapainya di Thailand, Indonesia, dan Filipina. Di wilayah-wilayah tersebut, pihaknya telah membuka kembali layanan berjadwalnya seiring dengan percepatan vaksinasi dan pelonggaran pembatasan perjalanan di pasar utama.
“Kami menantikan momen percepatan pemulihan berikutnya yang ditandai dengan pembukaan perbatasan internasional. Kami akan terus meninjau potensi pasar lainnya di Asean untuk beroperasi, seperti Kamboja, dengan terus menawarkan tarif terbaik dengan memadupadankan gaya hidup,” ujarnya melalui siaran pers, Jumat (15/10/2021).
AirAsia Group secara resmi juga telah mengumumkan untuk mengubah nama entitas holding untuk bisnis maskapai menjadi AirAsia Aviation Limited. Entitas holding bisnis maskapai AirAsia berganti nama untuk memudahkan pembedaan dengan bisnis digital.
Dengan perubahan ini, jabatan Bo Lingam yang sebelumnya merupakan President Maskapai untuk AirAsia Group, berubah menjadi Group CEO of AirAsia Aviation Limited dan membawahi empat maskapai di dalam grup yaitu AirAsia Malaysia, AirAsia Filipina, AirAsia Thailand, dan AirAsia Indonesia.
Adanya perubahan struktural ini dapat membantu memfasilitasi proyeksi pertumbuhan yang kuat di bisnis portofolio maskapai dan non-maskapai. Entitas AirAsia Aviation Limited akan memegang investasi bisnis maskapai yang ada saat ini dan menjadi pembuka jalan bagi pembentukan usaha maskapai baru pada waktunya nanti.
Baca Juga
“Dengan entitas holding maskapai ini, kami dapat fokus untuk terus menjadi maskapai Low Cost Carrier [LCC]. Kami telah menghabiskan 18 bulan terakhir untuk meninjau setiap aspek operasi untuk memastikan maskapai kami akan kembali lebih kuat dari sebelumnya. Dunia mulai membuka diri dan kami memperkirakan kurva pemulihan perjalanan udara akan bergerak tajam ke atas dan akan terjadi dalam waktu dekat,” ujarnya.
Dia menggambarkan saat ini di Malaysia, telah ada permintaan yang kuat untuk perjalanan udara sejak pengumuman pemerintah Malaysia baru-baru ini tentang dimulainya kembali perjalanan antarnegara pada 11 Oktober 2021.
Tercatat, maskapai bertarif hemat tersebut telah mengoperasikan lebih dari 60 penerbangan setiap hari ke 16 tujuan rekreasi utama dan akan menambah lebih banyak frekuensi dan rute sebagai tanggapan atas tingginya permintaan pelanggan.