Bisnis.com, JAKARTA – Tuntutan untuk mengurangi emisi karbon turut menjadi perhatian oleh sektor industri hulu minyak dan gas bumi (migas). Pemerintah pun menyatakan keseriusannya untuk tetap meningkatkan produksi dengan tetap mengurangi emisi karbon.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan bahwa pemerintah ingin mencapai target peningkatan produksi minyak bumi menjadi 1 juta barel per hari (bopd) dan 12 miliar standar kaki kubik per hari (MMscfd) gas di 2030.
Di tengah upaya pemerintah mengejar target itu, kata dia, keseimbangan antara peningkatan produksi dan pengurangan emisi karbon akan turut menjadi perhatian serius.
“Kami ingin lakukan dengan laksanakan CCUS, sudah ada beberapa data untuk kapasitas dan studi implementasi. Efisiensi energi pada segala aktivitas termasuk kurangi flaring. Migas telah menerbitkan Peraturan Menteri baru tentang ini, kemudian dikaji carbon trade and captive,” katanya dalam webinar, Rabu (13/10/2021).
Tutuka menjelaskan, kapasitas penampungan CO2 yang tersebar di Indonesia mencapai total 1,5 giga ton CO2 di depleted minyak dan gas reservoir yang diidentifikasi.
Sementara itu, untuk proyek-proyek CCUS potensial terdapat enam proyek di Indonesia yang tengah dalam kajian, yakni di Gundih yang merupakan pengembangan antara ITB, J-Power, dan Janus.
Sementara itu, proyek CO2-EOR Sukowati oleh PT Pertamina EP juga tengah dikembangkan dengan menggandeng Japex dan Lemigas. Penerapan CCUS dan EOR lainnya tengah dikaji di lapangan Limau Biru oleh Japex dan Lemigas yang juga terlibat dalam proyek MRV methodology.
Dua proyek lainnya adalah proyek Sink Match oleh ITB dan Janus, serta proyek CCUS di Tangguh oleh BP Berau Ltd dan ITB.
“Dari tiga proyek CCUS di Gundih, Sukowati, dan Tangguh diharapkan bisa menyimpan CO2 sebanyak 50 juta ton nantinya,” jelasnya.