Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bandara Ngurah Rai Buka Pintu Internasional, Maskapai Antusias

Pandemi Covid-19 telah memaksa sejumlah maskapai penerbangan untuk menutup rute yang tidak menguntungkan, atau bahkan menyetop operasional sementara waktu.
Pesawat udara berada di kawasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Jumat (8/3/2019)./ANTARA-Fikri Yusuf
Pesawat udara berada di kawasan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Jumat (8/3/2019)./ANTARA-Fikri Yusuf

Bisnis.com, JAKARTA – Maskapai nasional merespons positif rencana pemerintah dalam membuka Bandara Ngurah Rai, Bali bagi wisatawan internasional per 14 Oktober 2021 kendati masih bersifat terbatas bagi sejumlah negara.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mendukung penuh rencana pembukaan bandara di Bali tersebut bagi pemulihan penerbangan internasional secara bertahap. Selain itu, kebijakan tersebut juga akan membuat Garuda mempertimbangkan kembali frekuensi penerbangan terhadap rute-rute yang terdampak pandemi Covid-19.

Terlebih, maskapai pelat merah tersebut sebelumnya juga berpikir untuk mengurangi frekuensi baik domestik maupun internasional termasuk Bali demi mengefisiensikan operasi di tengah beban keuangan yang semakin berat. Pada saat itu, Irfan juga menilai penerbangan ke Bali sebanyak tujuh penerbangan per pekan terlampau banyak.

“Pada intinya kami mendukung terus soal rencana pemulihan pergerakan di Bali. Kami kan juga sudah sampaikan untuk menambah frekuensi saat okupansi membaik,” ujarnya, Senin (5/10/2021).

Berdasarkan laporan Kementerian BUMN, pada 2019 atau sebelum pandemi Covid-19, 78 persen penumpang Garuda Indonesia adalah penumpang domestik. Sebaliknya, jumlah penumpang rute internasional adalah sebesar 22 persen.

Tak dapat dipungkiri, pandemi Covid-19 telah memaksa maskapai dengan jenis layanan penuh tersebut menutup rute-rute internasional yang tidak menguntungkan. Penutupan rute sudah dilakukan secara bertahap Januari 2020. Saat itu manajemen menyetop penerbangan ke London dan Nagoya.

Kemudian, pada tahun ini, Kementerian BUMN telah meminta Garuda mengevaluasi rute internasionalnya dan berfokus terhadap rute domestik. Alhasil GIAA pun telah menghentikan rute internasional dari dan menuju ke Osaka, Perth, dan Melbourne hingga pertengahan tahun ini.

Dengan kondisi saat ini, dimana mayoritas negara menutup pintu perbatasannya, Garuda pun terbang ke rute internasional dengan prioritas penerbangan kargo.

Garuda banyak mengisi pesawatnya dengan kargo dan sebaliknya mengangkut penumpang dengan kapasitas terbatas dan khususnya melayani repatriasi baik Warga Negara Indonesia (WNI) maupun Warga Negara Asing (WNA) yang harus kembali.

Senada, Presiden Direktur Lion Air Group Edward Sirait juga menilai rencana tersebut menjadi pertanda untuk peningkatan operasi industri penerbangan internasional.

Ketua Umum Indonesia National Air Carrier’s Association Denon Prawiraatmadja berharap adanya peningkatan aktivitas penumpang dengan pembukaan rute internasional menuju Bali.

Selain aktivitas penerbangan meningkat, hal itu juga membantu aktivitas pariwisata bali. Denon menyebut hal tersebut menandakan pemulihan konektivitas internasional secara bertahap


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper