Bisnis.com, JAKARTA - Satu lagi perusahaan properti China yang mengalami krisis akibat gagal membayar kembali obligasi yang jatuh tempo setelah pemerintah dibuat pusing dengan masalah Evergrande Group.
Dilansir Bloomberg pada Senin (4/10/2021), Fantasia Holdings Group Co., tidak membayarkan obligasi senilai US$205,7 juta yang jatuh tempo pada 4 Oktober 2021.
Secara terpisah, perusahaan manajemen properti Country Garden Services Holdings Co., mengatakan bahwa unit dari Fantasia juga tidak membayarkan pinjaman 700 juta yuan atau US$108 juta yang juga jatuh tempo pada hari yang sama. Dengan demikian, Fantasia terancam gagal bayar.
Dalam pernyataan, manajemen Fantasia akan menilai dampak potensial pada kondisi keuangan dan posisi kas grup yang berasal dari pembayaran obligasi yang dilewati, katanya.
Country Garden Services mengumumkan kesepakatan bulan lalu bahwa akan mengakuisisi aset bisnis manajemen properti dari Color Life Services Group milik Fantasia. Country Garden mengatakan pihaknya memberlakukan ketentuan untuk mentransfer saham unit Fantasia ke salah satu perusahaannya.
Tekanan pada properti di China telah menjalar seiring dengan pengembang kelas kecil menghadapi lonjakan imbal hasil obligasi yang sangat tinggi.
Baca Juga
Kasus Evergrande yang menjadikannya pengembang dengan utang terbanyak dan penerbit obligasi sampah di Asia telah membuat khawatir penyebaran di pasar properti secara nasional.
Pada Senin, perdagangan saham Evergrande beserta unit manajemen propertinya telah dibekukan di bursa saham Hong Kong.
Namun, skala risiko yang ditimbulkan Fantasia diperkirakan masih jauh lebih kecil dibandingkan Evergrande, lantaran Fantasia masih berada di peringkat ke-60 dalam daftar penjualan terkontrak pada kuartal I/2021. Adapun perusahaan yang didirikan oleh Hui Ka Yan berada di posisi ke-3.
Saat ini total liabilitas Fantasia mencapai US$12,9 miliar per 30 Juni, berdasarkan laporan keuangan perusahaan pada semester I/2021. Ditambah lagi, perusahaan masih memiliki outstanding obligasi offshore dan dalam negeri mencapai US$4,7 miliar.
Adapun liabilitas Evergrande mencapai US$304,5 miliar dan obligasi luar dan dalam negeri senilai US$27,6 miliar.
Bloomberg China mencatat bahwa Fantasia menjadi obligasi dolar terburuk dalam sebulan terakhir. Bahkan, unit Citigroup Inc., dan Credit Suisse Group AG telah berhenti menerima surat utangnya sebagai jaminan.
Harga obligasi Fantasia jatuh sebelumnya pada Senin akibat spekulasi meningkat bahwa perusahaan akan kesulitan untuk memenuhi kewajibannya.
Surat utang dolar 6,95 persen yang jatuh tempo pada Desember anjlok hampir 30 sen dolar menjadi 38 sen, menurut sistem pelaporan harga obligasi Trace.
Fantasia mengatakan pekan lalu telah mentransfer pokok dan bunga pada obligasi swasta senilai US$100 juta. Perusahaan membantah laporan bahwa dana belum ditransfer.
Di samping itu, seorang sumber mengatakan obligasi dolar yang tidak diketahui secara luas resmi jatuh tempo pada 3 Oktober. Surat utang tersebut dikeluarkan oleh entitas bernama Jumbo Fortune Enterprises yang dijamin oleh Evergrande.
Tak hanya itu, Sinic Holdings Group Co., juga telah menerima permintaan untuk membayar kembali utangnya setelah melewatkan dua pembayaran bunga.