Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masih Dibayangi Pandemi, Target Investasi Migas Tahun Ini Bisa Tak Capai Target

Kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung masih membayangi para perusahan minyak dan gas bumi (migas) untuk lebih agresif mengucurkan investasi guna merealisasikan proyek-proyek di sektor hulu.
Ilustrasi./Dok: SKK Migas
Ilustrasi./Dok: SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA – Kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung masih membayangi para perusahan minyak dan gas bumi (migas) untuk lebih agresif mengucurkan investasi guna merealisasikan proyek-proyek di sektor hulu.

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan bahwa salah satu penyebab rendahnya investasi migas pada tahun adalah pandemi Covid-19. Pasalnya, pandemi telah mempengaruhi pergerakan personel dan juga barang, karena keterlambatan pembuatan atau manufaktur peralatan.

Menurutnya, keterbatasan tersebut membuat kegiatan di hulu migas terganggu dan berdampak kepada mundurnya kegiatan di lapangan.

Di sisi lain, kondisi lapangan migas yang sudah berumur juga menjadi pertimbangan yang menyebabkan investasi migas agak seret.

“Investor masih dalam posisi wait and see harga minyak dunia juga untuk meningkatkan investasi mereka di tengah tantangan lapangan di Indonesia yang cukup menantang ini. Dengan kondisi yang tinggal beberapa bulan lagi, saya agak pesimistis target investasi bisa tercapai untuk 2021,” katanya kepada Bisnis, Senin (4/10/2021).

Dia menjelaskan, kenaikan harga minyak dunia bisa menjadi momentum bagi pemerintah melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk lebih menggenjot kontraktor agar bisa merealisasikan investasinya.

Dengan sisa periode yang ada di tahun ini, kata dia, momentum kenaikan harga minyak dunia pun bisa menjadi pendorong untuk investasi di tahun depan.

“Kenaikan ini kan baru pertengahan 2021, sedangkan SKK Migas dan KKKS sudah menyepakati WP&B 2021 jauh sebelum harga minyak dunia naik. Mudah-mudahan pada 2022 harga minyak tetap stabil, sehingga investasi hulu migas bisa terus meningkat,” jelasnya.

Berdasarkan data SKK Migas, per Agustus 2021 realisasi investasi hulu migas di Tanah Air baru mencapai US$6,13 miliar atau 49,5 persen dari target tahun ini senilai US$12,38 miliar.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan bahwa selain mengubah skema kontrak bagi hasil menjadi lebih fleksibel di subsektor migas, pemerintah juga memberikan berbagai macam insentif untuk menarik investasi.

“Di bidang migas, kontrak bagi hasil migas telah dibuat lebih fleksibel, yaitu skema gross split atau cost recovery. Untuk lebih menarik investasi hulu migas, berbagai insentif telah diberikan, antara lain untuk Blok Mahakam. Pada Agustus 2021, Blok Migas Rokan, salah satu blok migas terbesar Indonesia juga secara resmi telah dikelola Negara melalui Pertamina,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper