Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dan gas bumi (migas) yang masih bertengger pada level yang baik dinilai bisa menjadi sentimen positif terhadap investasi di sektor tersebut di dalam negeri untuk mencapai target tahun ini.
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengatakan bahwa investasi yang dikucurkan kontraktor untuk industri hulu migas pada prinsipnya merupakan keputusan jangka Panjang.
Para perusahaan migas pun akan menyikapi kenaikan harga minyak dunia dengan cermat, sehingga keputusan investasinya tidak langsung mengikuti tren tersebut.
“Masih banyak faktor lain, seperti regulasi, kepastian usaha, dan iklim investasi yang juga menjadi penentu,” katanya kepada Bisnis, Senin (4/10/2021).
Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), per Agustus 2021 realisasi investasi hulu migas di Tanah Air baru mencapai US$6,13 miliar atau 49,5 persen dari target tahun ini senilai US$12,38 miliar.
Jika mengacu pada tren di sektor hulu migas, kata Komaidi, investasi pada paruh kedua pada umumnya akan lebih besar jika dibandingkan dengan realisasi di paruh pertama.
Pasalnya, seluruh proses administrasi yang diajukan oleh kontraktor telah selesai pada semester kedua, sehingga perusahaan tinggal melaksanakannya di lapangan.
Dengan tren dan sentimen dari posisi harga minyak dunia yang baik pada paruh kedua semester II, kemungkinan untuk mencapai target investasi migas pada tahun ini masih sangat realistis untuk digapai.
“Jika melihat harga yang naik signifikan, harusnya dapat menjadi insentif,” jelasnya.