Bisnis.com, JAKARTA — Dewan Energi Nasional (DEN) menilai keseimbangan dalam pemanfaatan energi di Indonesia cukup diperlukan untuk menghindari kekacauan di tengah melimpahnya sumber daya.
Anggota DEN Satya Widya Yudha mengatakan bahwa pemanfaatan energi harus dilihat dari banyak sisi. Dia menyebut apabila energi terbarukan tidak berkembang dan fosil tidak dipelihara, maka akan memberikan kerugian besar bagi Indonesia.
Selain itu, dia mendorong pemerintah memperbaiki diversifikasi energi untuk ketahanan energi di masa depan. Keseimbangan dalam pengembangan energi diperlukan agar tidak menyebabkan krisis di tengah melimpahnya sumber daya.
“Indonesia punya diversifikasi energi resources yang cukup bagus tapi kita malah chaos karena kita tidak memperbaiki diversifikasi energi, kan kita tidak ingin seperti itu,” katanya akhir pekan lalu.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengakui bahwa transisi energi merupakan perkara yang tidak mudah. Upaya bersama ini menurutnya penuh dengan tantangan.
Meski begitu, kondisi tersebut dinilai menjadi sebuah kesempatan melakukan transformasi ekonomi. Misalnya, energi fosil mengekstraksi sumber dayanya untuk menjadi lebih bersih.
“Dengan melakukan transisi energi ini sebenarnya, Indonesia bisa tumbuh dengan lebih tinggi ekonominya,” katanya.
Kunci keberhasilan transisi ini menurutnya dengan merencanakan dan membuat peta jalan yang baik sebagai acuan. Selain itu, regulasi pendukung dan kepastian hukum akan sangat penting dalam mencapai tujuan netral karbon.
Selain itu, investasi energi bersih disebut masih memerlukan investasi besar. Penelitian IESR menemukan bahwa investasi yang diperlukan untuk mencapai energi bersih mencapai US$20 miliar hingga US$30 miliar per tahun hingga 2030. Angka ini akan semakin besar pada tahun selanjutnya.
“Kuncinya ada di mana? Kepastian regulasi kebijakan yang harus [ada], sehingga membawa kenyamanan bagi pelaku usaha, bagi investor untuk berinvestasi di EBT tadi,” tuturnya.