Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Listrik China, Ini Strategi Pan Brothers (PBRX)

Dilansir Bloomberg, krisis listrik di China disebabkan permintaan yang melonjak dari pabrik-pabrik karena pesanan luar negeri meningkat tajam. Krisis listrik ini bahkan telah membuat sejumlah ekonom memangkas proyeksi untuk pertumbuhan China untuk tahun ini. 
Pabrik Pan Brothers. /Bisnis
Pabrik Pan Brothers. /Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah pelaku industri tekstil dalam negeri tak terdampak penundaan suplai bahan baku dari China akibat krisis listrik di negara itu. Hal itu berkat diversifikasi rantai pasok dan suplai bahan baku dari dalam negeri.

Iswardeni, Corporate Secretary PT Pan Brothers Tbk. (PBRX) mengatakan suplai bahan baku perseroan sejauh ini tidak mengalami kendala. Pasalnya, Pan Brothers telah mengalihkan suplai bahan bakunya selain dari China.

"Semua well maintenance karena sudah di-switch dan dikirim dari negara lain, seperti Taiwan, Thailand, Malaysia, dan Vietnam," katanya kepada Bisnis, Minggu (3/10/2021).

Sebelumnya Iswardeni mengatakan ada limpahan pesanan dari negara-negara yang tengah mengalami pembatasan ketat seperti Vietnam. Namun Pan Brothers tidak dapat menerima semua pesanan yang masuk karena terkendala modal kerja yang ketat.

Pan Brothers diketahui tengah melakukan restrukturisasi setelah digugat pada perkara penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) oleh PT Maybank Indonesia Tbk., meski tuntutan itu ditolak oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.

Senada dengan Pan Brothers, produsen tekstil PT Ricky Putra Globalindo Tbk. (RICY) juga tak terdampak krisis listrik di China karena pasokan bahan baku sebagian besar telah dipenuhi dari dalam negeri.

"Semua bahan baku kami dibeli dari dalam negeri. Kalaupun ada impor bahan baku, tidak didatangkan dari China," ujar Direktur Ricky Putra, Tirta Heru Citra.

Dilansir Bloomberg, krisis listrik di China disebabkan permintaan yang melonjak dari pabrik-pabrik karena pesanan luar negeri meningkat tajam.

Di sisi lain, pemerintahan Xi Jinping tengah berambisi memenuhi target nol emisi pada 2060 sehingga membatasi pertumbuhan pertambangan batu bara yang menyumbang lebih dari 70 persen pembangkit listrik negara itu.

Krisis listrik ini bahkan telah membuat sejumlah ekonom memangkas proyeksi untuk pertumbuhan China untuk tahun ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper