Bisnis.com, JAKARTA – Kabupaten Gresik menjadi area yang paling prospektif di Jawa Timur untuk sektor properti di kawasan Metropolitan Gerbangkertosusila.
Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan bahwa Gresik sedang diarahkan sebagai area industri terpadu untuk menyokong Surabaya sebagai pusat kegiatan Indonesia bagian Timur, terutama untuk aktivitas ekspor-impor.
Pusat kota Kabupaten Gresik sangat strategis, karena diapit oleh dua pelabuhan sekaligus kawasan industri besar, yakni Pelabuhan Teluk Lamong di Surabaya dan Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) di Kecamatan Manyar.
“Kedua kawasan industri ini ke depannya akan dihubungkan oleh jalur kereta api, memanfaatkan bekas rel dari Stasiun Indro menuju Gresik. Rencana itu sedang dimatangkan oleh KAI yang sudah sempat melakukan survei di sepanjang jalur Indro–Gresik,” ujarnya, Kamis (30/9/2021).
Di sisi lain, Kabupaten Gresik juga sudah terhubung dengan dua ruas jalan bebas hambatan, yakni Tol Surabaya–Gresik dan Tol Krian–Legundi Bunder–Manyar (KLBM).
Keduanya akan mempermudah akses kendaraan pribadi dari Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, maupun dari kota-kota lain di Pulau Jawa menuju Kabupaten Gresik.
Menurutnya, Gresik juga kini berkembang lebih cepat dibandingkan dengan Kabupaten Sidoarjo maupun Kota Surabaya di tengah pandemi Covid-19.
Adapun, harga properti gabungan di Gresik per kuartal II/2021 naik 4,55 persen secara kuartalan. Padahal, Surabaya hanya naik 1,77 persen secara kuartalan, dan Sidoarjo justru turun 2,85 persen.
“Rumah tapak menjadi andalan Gresik dengan peningkatan sebesar 2,80 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, sedangkan apartemen di Gresik tidak mengalami kenaikan sama sekali pada kuartal kedua tahun ini,” ujarnya.
Meski Gresik dan Sidoarjo sama-sama wilayah tepi pantai yang berhimpitan langsung dengan Kota Surabaya, pandemi Covid-19 tampaknya menggeser tren konsumen properti di Gerbangkertosusila.
Kabupaten Sidoarjo yang kini dihuni oleh 2,03 juta orang memang berkembang lebih dulu, karena dilalui oleh jalur kereta api Wonokromo–Bangil, serta Jalan Raya Surabaya–Malang.
“Selain itu, Tol Surabaya–Porong juga mempercepat pertumbuhan properti di Kabupaten Sidoarjo. Namun, wilayah ini sekarang mulai terasa padat, khususnya di koridor Jalan Waru–Letjen S Parman–Gajah Mada yang menjadi akses utama menuju Surabaya,” ucapnya.
Marine menilai, pandemi Covid-19 membuat konsumen berupaya mencari hunian jauh dari hiruk pikuk perkotaan yang padat, tetapi memiliki akses transportasi dan fasilitas publik yang dapat diandalkan.
Kabupaten Gresik yang baru dihuni oleh 1,09 juta orang turut mendapatkan keuntungan dari perubahan tren itu. Area di sekitar Gerbang Tol Manyar dan Kebomas pun menjadi incaran utama pengembang dan konsumen properti di Jawa Timur.
“Sejumlah pengembangan kota mandiri pun muncul di sini, seperti Gresik Kota Baru (GKB) dan GEM City JIIPE,” tuturnya.
Selain itu, menjamur pula pembangunan perumahan skala menengah dan kecil di sekitarnya. Sejumlah fasilitas publik, pusat perbelanjaan, dan hiburan juga turut melengkapi Kabupaten Gresik, mulai dari Universitas Muhammadiyah Gresik, Icon Mall, Gressmall, hingga Dynasty Water World Gresik.
“Gresik semakin diminati karena memiliki wilayah yang strategis, baik dari sisi pekerjaan dengan adanya kawasan industri, akses transportasi, pusat perbelanjaan, maupun fasilitas publik lainnya. Gresik juga belum begitu padat seperti Sidoarjo meskipun keduanya memiliki karakter yang mirip,” jelasnya.