Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kursi Kosong Pejabat The Fed Jadi Peluang Reformasi Manajerial Bank Sentral

Nama The Fed tercoreng setelah sejumlah pejabatnya terlibat dalam perdagangan saham individu. Hal ini memicu perubahan
Gedung bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Selasa (13/8/2019). Bloomberg/Andrew Harrer
Gedung bank central Amerika Serikat atau The Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat, Selasa (13/8/2019). Bloomberg/Andrew Harrer

Bisnis.com, JAKARTA - Dua orang presiden Federal Reserve memutuskan mundur setelah tersandung kasus perdagangan saham.

Kondisi ini membuat banyaknya kursi kosong pada Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) menjadi peluang bagi bank sentral untuk lebih melakukan perubahan besar-besaran, termasuk implementasi keberagaman dalam memilih kandidat pejabat.

Presiden The Fed cabang Boston Eric Rosengren dan Presiden The Fed Dallas Robert Kaplan mengumumkan pensiun pada Senin (27/9/2021).

Nama The Fed tercoreng setelah sejumlah pejabatnya terlibat dalam perdagangan saham individu. Nama Rosengren dan Kaplan menjadi yang paling santer.

The Fed berusaha meyakinkan publik bahwa mereka peduli dengan investor kecilnya (Main Street) meski sudah menyusun kebijakan memperkaya pemegang aset.

Ekonom dan mantan anggota staf senior The Fed Andrew Levin mengatakan ada kemungkinan Dewan Gubernur The Fed menginisiasi proses pemilihan yang lebih terbuka dan transparan.

“Perlu ada pertimbangan serius untuk [memilih] kandidat, tidak hanya orang dalam atau mereka yang memiliki hubungan dekat dengan [industri] keuangan dan manajemen kekayaan," katanya.

Kepala The Fed Atlanta Raphael Bostic menjadi presiden kantor regional pertama yang berasal dari kulit gelap pada 2017, setelah lebih dari 100 tahun pembentukan sistem pada 1913. Sementara itu, dari 12 presiden regional di AS, hanya ada tiga orang perempuan.

The Fed menyisakan enam kursi kosong dari 19 kursi anggota FOMC yang bakal diisi dalam beberapa bulan ke depan. Bank sentral berada di bawah tekanan untuk menyusun jajaran pejabatnya agar lebih beragam.

Berbeda dengan Dewan Gubernur yang bertanggung jawab terhadap kebijakan moneter, anggota FOMC bertanggung jawab ata operasi pasar terbuka.

Dengan banyaknya kursi kosong, kebijakan FOMC kemungkinan juga akan berubah menjadi lebih seimbang dalam menentukan berbagai latar belakang kandidat.

Dalam proyeksi terbaru dari komite tersebut, mereka terbagi secara rata antara yang mengharapkan suku bunga mendekati nol persen hingga akhir tahun depan untuk memacu pertumbuhan dan lapangan kerja.

Sementara sisi lainnya mengharapkan setidaknya satu kenaikan sebelum akhir 2022 untuk melawan lonjakan inflasi saat ekonomi kembali aktif.

Penentuan penerus Rosengren dan Kaplan akan dipimpin oleh Kepala Dewan Fed Boston dan Dallas. Tidak seperti anggota Dewan Gubernur yang dicalonkan oleh presiden dan Senat, Kepala The Fed cabang dipilih oleh dewan direksi bank tersebut yang biasanya terdiri dari pemimpin bisnis regional dan anggota organisasi nirlaba.

Penunjukan mereka telah mengundang tanya tentang keragaman. Penunjukan Bostic pada 2017 dan Kepala The Fed San Francisco Mary C. Daly yang merupakan perempuan pada 2018 memang mendapat sambutan.

Namun, empat posisi kepala The Fed regional lainnya diisi oleh laki-laki kulit putih. Tiga di antaranya adalah orang dalam.

Mantan ekonom The Fed dan rekan senior Jain Family Institute, Claudia Sahm mengatakan Dewan The Fed New York mengklaim akan menekankan pada keragaman dan inklusi dalam pemilihan kandidat kepala cabang.

"Di mana mereka berakhir? Dengan seorang pria kulit putih yang tumbuh di dalam The Fed," ungkap Sahm.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper