Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tarif Trump Bikin Bank Sentral Dunia Pangkas Suku Bunga, The Fed Gimana?

Tarif Trump memicu bank sentral global memangkas suku bunga, sementara The Fed diprediksi menunda pemangkasan hingga akhir 2025 meski ada tekanan dari Trump.
Suasana gedung Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat. Reuters/Jonathan Ernst
Suasana gedung Federal Reserve di Washington, Amerika Serikat. Reuters/Jonathan Ernst

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden AS Donald Trump masih kesulitan menekan Federal Reserve agar memangkas suku bunga. Sementara itu, banyak bank sentral di dunia tampak jauh lebih siap melonggarkan kebijakan moneter mereka, sebagian besar sebagai respons terhadap gelombang tarif dagang dari AS.

Melansir Bloomberg, Senin (21/7/2025), rata-rata suku bunga di negara-negara maju diperkirakan turun lebih dari 70 basis poin tahun ini, dan penurunan bahkan lebih tajam terjadi di negara-negara berkembang.

Arah kebijakan moneter secara keseluruhan menggambarkan kekhawatiran yang semakin luas di kalangan pejabat bank sentral bahwa langkah Presiden Donald Trump untuk memulangkan manufaktur dan merombak sistem perdagangan global—jika berkelanjutan—lebih berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi ketimbang memicu lonjakan inflasi.

Wakil Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Gita Gopinath mengatakan lemahnya permintaan dan jatuhnya harga energi akibat inflasi menunjukkan tren penurunan yang akan terus berlanjut, meski dampaknya akan bervariasi di tiap negara.

“Risiko penurunan tetap menjadi faktor dominan dalam proyeksi ekonomi global, sementara tingkat ketidakpastian masih sangat tinggi,” ujar Gopinath dalam pernyataan usai pertemuan para menteri keuangan G20 pekan lalu.

Di Amerika Serikat, kekhawatiran akan dampak inflasi dari lonjakan harga impor akibat tarif diperkirakan akan terus membayangi Federal Reserve.

Sementara itu, Kepala Ekonom Global Bloomberg Economics mengatakan dampak tarif terhadap AS sangat kompleks. Kenaikan harga impor mengancam peningkatan inflasi sekaligus memperlambat laju pertumbuhan.

”Ketegangan ini diperkirakan akan membuat The Fed menunda langkah pemangkasan suku bunga hingga akhir 2025 — terlepas dari desakan Trump yang menginginkan pelonggaran moneter,” ujar Orlik.

Meskipun begitu, Ia mengatakan bagi negara-negara lain, dampaknya lebih linear. Tarif tambahan berarti pertumbuhan melemah, inflasi turun, dan pelonggaran kebijakan menjadi lebih mungkin.

Banyak hal yang akan menentukan arah kebijakan ke depan bergantung pada hasil kesepakatan dagang yang tercapai, ditambah kemampuan Trump untuk menciptakan kejutan yang kerap menguji daya tahan pelaku pasar dan para peramal ekonomi.

Tindakannya terhadap The Fed, misalnya, hanyalah salah satu dari sekian banyak potensi guncangan yang bisa mengubah arah pasar keuangan dan memengaruhi penetapan suku bunga.

Proyeksi Pemangkasan The Fed

Di tengah tekanan Trump, The Fed diprediksi tetap menahan suku bunga hingga setidaknya kuartal keempat, ketika kondisi memungkinkan pemangkasan 25 basis poin.

“Kami memperkirakan hanya satu kali pemangkasan tahun ini, kemungkinan di kuartal IV,” ujar Anna Wong dari Bloomberg Economics.

Sementara beberapa pejabat seperti Christopher Waller dan Michelle Bowman membuka ruang pemangkasan karena efek tarif yang dianggap sementara, mayoritas tetap berhati-hati. Dari 19 pejabat Fed, tujuh di antaranya bahkan memperkirakan tidak ada pemangkasan sama sekali tahun ini.

Di sisi lain, Trump meningkatkan tekanan pribadi pada Ketua The Fed Jerome Powell, termasuk mempertimbangkan pengganti yang lebih “pro-pemangkasan suku bunga” setelah masa jabatan Powell berakhir Mei mendatang.

Eropa dan Kanada

Sementara itu, Bank Sentral Eropa (ECB) yang kini cukup puas dengan capaian inflasinya, diperkirakan akan memangkas suku bunga dua kali lagi pada September dan Desember, hingga ke level 1,5%.

“Kenaikan tarif AS atas ekspor Uni Eropa, termasuk produk farmasi, akan memberi tekanan deflasi bagi ekonomi zona euro,” ujar ekonom Bloomberg Economics David Powell.

Bank of England pun berada di posisi sulit. Hal ini karena inflasi tetap di atas 3%, namun pasar tenaga kerja melemah. Suku bunga diperkirakan turun ke 3,75% akhir tahun ini.

Sementara Bank Sentral Kanada kemungkinan juga memangkas suku bunga dua kali lagi, dipengaruhi oleh pelemahan sektor ekspor akibat tarif dan belanja pemerintah yang belum jelas arah fiskalnya.

Jepang Menunggu, BI Pangkas Suku Bunga

Bank of Japan memilih menunggu data lebih jelas sebelum menaikkan suku bunga dari 0,5% ke 0,75% pada akhir tahun. Ketidakpastian politik dan pasar masih membayangi. “Kondisi belum kondusif bagi pengetatan moneter,” ujar Taro Kimura.

Sebaliknya, Bank Indonesia justru bersiap memangkas suku bunga lebih dalam setelah adanya kesepakatan dagang dengan AS.

“Kami memperkirakan pemangkasan hingga total 50 basis poin lagi di semester dua,” kata Tamara Henderson. Nilai tukar rupiah yang stabil memberi ruang bagi pelonggaran lebih lanjut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro