Bisnis.com, JAKARTA - Bank sentral China, People's Bank of China (PBOC) berjanji akan memastikan kesehatan industri properti dan melindungi hak pembeli seiring dengan krisis Evergrande Group.
Dilansir Bloomberg pada Selasa (28/9/2021), hal tersebut disampaikan dalam rapat kuartalan oleh PBOC pada Jumat lalu (24/9/2021).
Komite kebijakan moneter, yang diketuai oleh Gubernur PBOC Yi Gang, mengatakan bank sentral akan meningkatkan koordinasi kebijakan moneter dengan kebijakan fiskal serta dengan peraturan industri untuk mencapai keseimbangan antara mendukung ekonomi dan mencegah risiko.
Evergrande berada di ambang gagal bayar setelah tercatat memiliki kewajiban senilai US$300 miliar, yang terbesar di dunia di sektor properti. Sebanyak 1,5 juta pembeli properti juga masih menunggu proyeknya selesai.
Akibatnya, Beijing memperketat aturan sektor properti untuk mengendalikan risiko finansial yang telah membatasi investasi dan pertumbuhan ekonomi.
“Mungkin akan ada penyesuaian kebijakan meski relaksasi pada [industri] properti tidak mungkin terjadi," kata analis makro GF Securities Co., Zhong Linnan dilansir oleh Bloomberg, Selasa (28/9/2021).
Baca Juga
Disinggungnya masalah Evergrande dalam pertemuan penting bank sentral menandakan perhatian regulator terhadap risiko kredit dari sektor tersebut.
Sementara itu, analis Huatai Securities Co. Ltd., juga mengatakan jika harga properti turun, kemungkinan regulator akan melonggarkan kuota pinjaman. Dengan komitmen untuk melindungi hak pembeli rumah berarti regulator akan memastikan pengembang yang bermasalah mewujudkan rumah prajual.
Untuk menyelematkan perekonomian, kata Kepala Analis Pendapatan Tetap Cinda Securities Co. Ltd., Li Yishuang, tidak hany diperlukan kebijakan moneter semata, tetapi juga koordinasi dengan kebijakan lainnya.
Dalam pertemuan pada Jumat (24/9/2021), bank sentral menyatakan bahwa pemulihan ekonomi masih belum solid dan belum stabil. Hal tersebut masih sama dengan apa yang disampaikan pada Agustus.