Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah mencatat kontribusi sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) terhadap penerimaan negara periode Januari–Juli 2021 telah mencapai Rp141 triliun.
Dalam acara Hari Jadi Pertambangan dan Energi ke-76 pada Selasa (28/9/2021), Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan bahwa kontribusi dan kinerja sektor ESDM terus tumbuh positif di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang mulai terkendali.
Kinerja sektor ESDM semakin bangkit dan menunjukkan peningkatan dengan kebijakan dan capaian yang strategis.
Hingga Juli 2021, kontribusi sektor ESDM terhadap penerimaan negara menunjukkan hasil yang lebih baik apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
“Hingga Juli tahun ini, kontribusi sektor ESDM dalam penerimaan negara mencapai Rp141 triliun atau lebih tinggi 103 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, investasi ESDM telah mencapai lebih dari US$12 miliar,” ujarnya seperti dikutip dalam keterangan resmi, Selasa (28/9/2021).
Di subsektor migas, imbuh Arifin, selain mengubah skema kontrak bagi hasil menjadi lebih fleksibel, pemerintah juga memberikan berbagai macam insentif untuk menarik investasi.
Baca Juga
Selain itu, Program Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga yang bersentuhan langsung dengan masyarakat juga terus dilaksanakan dan menargetkan lebih dari 580 titik hingga 2024.
“Di bidang migas, kontrak bagi hasil migas telah dibuat lebih fleksibel, yaitu skema gross split atau cost recovery. Untuk lebih menarik investasi hulu migas, berbagai insentif telah diberikan, antara lain untuk Blok Mahakam, dan pada Agustus 2021 Blok Migas Rokan salah satu blok migas terbesar Indonesia juga secara resmi telah dikelola Negara melalui Pertamina,” jelasnya.
Kementerian ESDM juga mengeluarkan kebijakan untuk memberikan kepastian pemanfaatan batu bara untuk menjaga ketahanan energi domestik, khususnya pada pembangkit listrik.
Kebijakan pemanfaatan mineral diarahkan untuk peningkatan nilai tambah, terutama nikel sebagai salah satu material pendukung baterai kendaraan listrik.
Sementara itu, di bidang ketenagalistrikan, pemerataan akses listrik masih menjadi fokus utama Kementerian ESDM.
“Saat ini, rasio elektrifikasi telah mencapai 99,4 persen, dan tahun depan ditargetkan seluruh rumah tangga telah teraliri listrik 100 persen,” tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Arifin kembali menyampaikan bahwa Kementerian ESDM telah menyusun Grand Strategy Energy Nasional (GSEN) yang diharapkan mampu membuahkan solusi untuk tantangan ketahanan dan kemandirian energi nasional.
“GSEN juga diharapkan mampu menjadi jawaban dari tantangan yang saat ini dihadapi, antara lain keterbatasan pengembangan EBT dan tuntutan pembangunan infrastruktur yang lebih masif dan tepat guna,” ucapnya.