Bisnis.com, JAKARTA – Citilink dinilai wajib konsisten dalam kelas dan segmen layanannya apabila PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) memutuskan untuk memperbesar dan mengembangkan anak usahanya tersebut.
Pemerhati penerbangan Alvin Lie menilai rencana Garuda untuk membesarkan Citilink merupakan hal yang wajar. Hal tersebut dengan melihat kondisi keuangan dan kapabilitas Citilink yang jauh lebih sehat apabila dibandingkan dengan induk usahanya.
Pertimbangan tersebut juga nampaknya mendorong pemerintah memasukkan Citilink sebagai salah satu anggota dalam holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pariwisata dan pendukung sembari menunggu Garuda berbenah.
Dari sisi pasar dan segmen, saat ini Citilink masuk dalam maskapai dengan jenis tarif hemat bersama Lion Air dan Indonesia AirAsia. Namun, belakangan Citilink juga sudah bergerak ke layanan premium dengan meluncurkan layanan Royal Green. Dari sisi tarif, Citilink juga mulai mendekati Batik Air yang merupakan maskapai dengan layanan penuh.
“Jadi Citilink kalau mau masuk ke atas, [status] low cost carrier [LCC] harus dilepas. Enggak mungkin satu perusahaan bergerak di LCC dan full service, kecuali Citilink membuka brand kedua lagi,” ujarnya, Rabu (15/9/2021).
Sementara untuk Garuda, Alvin menilai dapat berfokus mengembangkan hanya kargo ketimbang terseok–seok di bisnis angkutan penumpang. Peluang kargo di rute internasional masih dapat dikembangkan secara meluas.
Baca Juga
Seperti dikabarkan sebelumnya emiten berkode saham GIAA telah membatalkan semua pesanan pesawat Airbus dan menyerahkan 20 pesawat A320 kepada PT Citilink Indonesia. Kabar ini merupakan hasil rapat emiten yang digelar pada 1 September 2021.
Langkah tersebut berdasarkan keputusan manajemen maskapai penerbangan pelat merah itu, di mana, Garuda memutuskan Citilink Indonesia akan dibesarkan dan Garuda Indonesia akan dikecilkan.
Saham Citilink Indonesia memang didominasi oleh Garuda Indonesia, sehingga upaya pemberdayaan Citilink sekaligus menjadi inisiatif manajemen untuk mempertahankan keberlangsungan bisnis induk perusahaan di sektor penerbangan.