Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memastikan pengembangan industri semikonduktor akan terus digencarkan pemerintah guna memenuhi pohon industri yang belum dibangun di Indonesia.
Sekjen Kemenperin Eko S. Cahyanto mengatakan, pihaknya akan terus mengejar berbagai potensi investasi semikonduktor. Dia juga sempat membeberkan terkait rencana ekspansi pembangunan pabrik ketiga PT Infineon Technologies Batam.
"Kita mendorong apapun yang bisa kita dorong industrinya di Indonesia akan kita kejar," kata Eko di Kantor Kementerian Perindustrian, Kamis (16/5/2024).
Rencana ekspansi tersebut diyakini dapat mendorong produksi cip lebih banyak di Indonesia. Tak hanya itu, berbagai langkah telah dilakukan Kemenperin untuk mengisi industri yang belum masif di Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), PT Infineon Technologies Batam memiliki kapasitas produksi 22 juta per minggu pada 2020 lalu.
Perusahaan tersebut akan meningkatkan investasinya sebesar €35,37 juta atau setara Rp569,3 miliar. Tambahan investasi tersebut akan meningkatkan kapasitas produksi hingga 65 juta per minggu pada 2025.
Baca Juga
Pada tahap selanjutnya, nilai investasi akan bertambah hingga €85,87 juta atau Rp1,3 triliun sehingga kapasitas produksi dapat mencapai 150 juta per minggu pada 2030.
"Keterbatasan cip semikonduktor sejak pandemi, sampai hari ini belum normal," imbuh Eko.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pada era Presiden Soeharto, Indonesia kedatangan perusahaan Fairchild Semiconductor untuk memproduksi komponen lokal. Namun, kala itu, Menteri Ketenagakerjaan Abdul Latief tak setuju dengan robotisasi sehingga investor tersebut beralih ke Malaysia.
"Dan hari ini ekspor Malaysia, electronic based 40%. Nah, Indonesia harus menarik ulang. Semikonduktor Indonesia baru di hilir, di testing sama di assembling," ujarnya, beberapa waktu lalu.
Selain itu, Airlangga menyebut Indonesia harus kembali mendorong kebutuhan industri, yakni tenaga ahli teknis di bidang mikroelektronik. Pasalnya, semikonduktor akan menghasilkan chip design yang merupakan sirkuit elektronik kecil dua nano.
Untuk itu, pemerintah tengah mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk industri semikonduktor. Pasalnya, tenaga kerja untuk bahan baku industri elektronik hingga otomotif itu membutuhkan kompetensi berbeda karena berbicara tentang chip design dan micro-electronic.
Untuk pengembangan industri ini, Airlangga menyebut investasi yang cukup besar. Misalnya, di Jerman sebesar US$13 miliar dan Spanyol US$3 triliun. Amerika Serikat dan Jepang memberikan subsidi untuk pengembangan semikonduktor.
"Kita bersaing dengan mereka, tapi kita on the way ke sana. Dan Indonesia sudah menjadi tujuh negara yang dipersiapkan untuk semikonduktor oleh Amerika Serikat," tuturnya.
Bahkan, China pun disebut tengah mempersiapkan investasi untuk mengembangkan wafer semikonduktor. "Kita akan buat terintegrasi di Pulau Rempang dengan investasi US$12 miliar," ungkapnya.
Terkait rencana tersebut, Airlangga mengungkap kendala dari negara tetangga, Singapura dan Malaysia, yang tidak senang dengan rencana investasi tersebut.
"Dan Singapura, Malaysia tidak senang, makanya dibuat ribut terus sama non-government organization (NGO), supaya Indonesia tidak masuk di industri semikonduktor. Jadi itu realitas," tuturnya.