Bisnis.com, JAKARTA – PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) mendiskusikan potensi untuk memperbesar kapasitas anak usahanya Citilink saat ini merespons hasil rapat yang dihadiri oleh jajaran Direksi Garuda Indonesia, Citilink Indonesia, Asosiasi Pilot Citilink (APIC), dan Asosiasi Cabin Crew Citilink (ACCI) yang digelar pada 1 September 2021.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyayangkan beredarnya notulen tersebut, padahal sejumlah rencana terhadap Citilink baru sebatas menjadi bahan diskusi ke depannya.
“Semua masih dalam diskusi. Hal itu menjadi bagian dari diskusi ke depannya,” ujarnya, Selasa (14/9/2021).
Emiten berkode saham GIAA tersebut telah melayangkan keberatannya atas beredarnya isi notula ACCI tersebut. Pasalnya, mereka mengatakan bahwa pertemuan 1 September lalu merupakan kegiatan diskusi dan tidak ada notula atas hasil pertemuan tersebut.
Surat keberatan ini sendiri tampak dikirimkan ke APIC dan ACCI, dan ditembuskan ke Dewan Komisaris Citilink Indonesia beserta jajaran Direksi, serta Asosiasi Pilot Garuda Indonesia (APG).
Ada sejumlah poin-poin yang menjadi inti dari surat keberatan yang dikirimkan Garuda Indonesia pada 6 September 2021. Di antaranya manajemen keberatan terhadap notulen ACCI yang beredar dan bersumber dari Minutes of Meeting (MoM) yang diterbitkan oleh APIC. Pertemuan tersebut merupakan kegiatan diskusi dan tidak ada notulen atas pertemuan tersebut.
Baca Juga
Menurut manajemen jika hasil pertemuan diskusi tersebut akan dituangkan ke dalam sebuah notulen, maka isi yang dicantumkan harus mendapat konfirmasi dan persetujuan semua pihak yang hadir pada pertemuan tersebut, dengan menempatkan isi pembicaraan/hasil diskusi oleh para pihak secara berurutan penulisannya.
Adapun dalam notulen yang beredar, maskapai pelat merah tersebut memutuskan Citilink Indonesia akan dibesarkan sedangkan Garuda Indonesia akan dikecilkan. Hal itu akan ditempuh melalui pembatalan seluruh pesanan pesawat Airbus, serta mengalihkan 20 unit pesanan Airbus A320.