Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DPR Minta Pemerintah Jangan hanya Fokus pada Pertumbuhan Ekonomi Jangka Pendek

Pemerintah sibuk pada data pertumbuhan ekonomi jangka pendek, sedangkan berdasarkan proyeksi IMF ekonomi Indonesia selalu turun di bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia.
Anggota DPR RI Fraksi PKS Anis Byarwati./pks.id
Anggota DPR RI Fraksi PKS Anis Byarwati./pks.id

Bisnis.com, JAKARTA - Anggota DPR RI Komisi XI dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Byarwati meminta pemerintah untuk tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi jangka pendek.

Sebelumnya, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati pada Kongres ISEI XXI menyampaikan, bahwa ekonomi Indonesia telah pulih ke level sebelum pandemi pada kuartal kedua 2021, bahkan lebih baik dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Anis menilai, perbandingan yang disebutkan oleh Sri Mulyani tersebut tidak komprehensif. Menurutnya, pemerintah menggambarkan pertumbuhan ekonomi secara parsial.

“Padahal secara alamiah PDB per kuartal paling tinggi ada di kuartal III, perlu dibuktikan dulu apakah nanti kuartal ke III/2021 bisa tumbuh lebih tinggi dari kuartal II/2021 atau sebaliknya, jadi tidak bisa oversimplifikasi kita sudah pulih. Sebagai catatan Singapura itu sudah tumbuh positif 1,5 persen sejak kuartal I/2021, di saat yang sama Indonesia masih -0,7 persen” katanya melalui siaran pers yang dikutip Bisnis, Minggu (12/9/2021).

Ketua Bidang Ekonomi dan Keuangan DPP PKS ini mengingatkan bahwa berdasarkan proyeksi terakhir IMF, pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2021 ini bahkan dibawah rata-rata negara yang dikategorikan Asean-5 (4,9 persen) seperti Filipina (6,9 persen), Malaysia (6,5 persen), dan Vietnam (6,5 persen).

Dia menilai, pemerintah sibuk pada data pertumbuhan ekonomi jangka pendek, sedangkan berdasarkan proyeksi IMF ekonomi Indonesia selalu turun di bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia.

Dia pun menekankan agar pemerintah fokus pada tantangan ekonomi jangka panjang yang tidak bisa hanya dengan membanggakan pertumbuhan ekonomi kuartal yang semu.

Anis menambahkan, tantangan ke depan pun lebih berat dengan adanya tapering off bank sentral Amerika Serikat, termasuk dengan adanya risiko imported inflation, serta pemulihan ekonomi tidak merata di semua sektor.

“Kualitas pertumbuhan kita rendah, jadi, besar harapan sebaiknya pemerintah fokus kepada kinerja realisasi Program Pemulihan Ekonomi Nasional dan perlindungan sosial yang tepat sasaran, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat dirasakan oleh semua masyarakat,” tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper