Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri PLTS RI Berpotensi Tarik Investasi Asing US$14,4 Miliar

Peningkatan pesat pembangunan PLTS dinilai dipengaruhi oleh waktu pasang PLTS yang singkat dan penurunan biaya pemasangannya.
Pekerja membersihkan panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Selasa (2/2/2021)./ANTARA FOTO-Ahmad Subaidi
Pekerja membersihkan panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Selasa (2/2/2021)./ANTARA FOTO-Ahmad Subaidi

Bisnis.com, JAKARTA – Kajian Institute for Essential Service Reform (IESR) mengungkapkan program surya nasional dengan target 18 gigawatt lewat pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) akan menarik minat investor hingga US$14,4 miliar.

Potensi ini dinilai akan mendukung tujuan pemerintah memenuhi target 23 persen bauran energi baru terbarukan pada 2025.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan bahwa Indonesia mempunyai peluang ekonomi dan lingkungan yang menjanjikan bagi investor global.

Potensi tersebut dapat dilihat seiring dengan transisi energi dari batu bara, gas dan bahan bakar fosil menuju energi masa depan atau energi terbarukan.

“Energi surya akan menjadi andalan dalam strategi pengembangan energi terbarukan untuk mendorong pencapaian net zero emission di 2060 atau lebih cepat. Mengingat potensinya yang besar dan harga-nya semakin kompetitif,” katanya dalam webinar scaling up solar in Indonesia, Kamis (9/9/2021).

Pemerintah telah menguraikan strategi untuk mencapai 23 persen energi terbarukan pada 2025, sebuah langkah ambisius dari 13 persen penetrasi energi terbarukan pada bauran energi primer Indonesia 2019.

Kajian Scaling Up Solar menemukan bahwa sektor listrik dapat memenuhi target tersebut dengan hanya memasang 18 GW PLTS sistem fotovoltaik (PV) pada 2025.

Peningkatan pesat pembangunan PLTS dinilai dipengaruhi oleh waktu pasang PLTS yang singkat dan penurunan biaya pemasangannya. Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa biaya listrik PLTS saat ini berkisar antara US$65-137 per MWh.

Akan tetapi diperkirakan turun menjadi US$27-48 per MWh pada 2030. Predikasi ini didorong oleh biaya peralatan dan pengembangan yang lebih rendah, diikuti pula dengan ketentuan pembiayaan yang lebih menarik.

“Akselerasi transformasi energi menjadi komitmen pemerintah untuk mendukung green economy, green technology, dan green product, sejalan dengan pelaksanaan Paris Agreement,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper