Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Keyakinan Konsumen di Zona Pesimis, Masyarakat Khawatir PPKM Berlangsung Lama

Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa penurunan IKK Agustus 2021 terutama disebabkan oleh melemahnya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini.
Karyawan menata sayuran yang di pajang di salah satu super market di Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menata sayuran yang di pajang di salah satu super market di Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Agustus 2021 masih berada di level pesimis, bahkan turun ke 77,3, lebih rendah dari Juli 2021 yaitu 80,2.

Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa penurunan IKK Agustus 2021 terutama disebabkan oleh melemahnya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini. Penurunan IKK terjadi pada mayoritas kelompok pengeluaran, utamanya kelompok pengeluaran Rp3 juta dan Rp1 juta-Rp3 juta per bulan.

Kepala Ekonom BCA David Sumual mengatakan penurunan IKK pada Agustus 2021 menjadi terendah dalam 5 (lima) bulan terakhir setelah mencetak IKK mencetak rekor terendah pada Mei 2020 sebesar 77,8.

Menurut David rendahnya optimisme masyarakat yang semakin menurun disebabkan oleh ekspektasi masyarakat terhadap berakhirnya PPKM yang diperketat sejak awal Juli untuk menekan penyebaran virus varian Delta.

"Memang paling dominan karena PPKM ini. Wajar mereka jadi khawatir karena seberapa lama PPKM ini akan terjadi," jelas David kepada Bisnis, Rabu (8/9/2021).

David menilai IKK yang berada di level pesimis berpengaruh pada pertumbuhan konsumsi nantinya di kuartal III/2021. Dia memperkirakan pertumbuhan konsumsi bisa menyentuh 3 persen (year-on-year/yoy), lebih rendah dari kuartal sebelumnya yaitu 5,93 persen (yoy).

Hal ini juga bisa berdampak pada pertumbuhan ekonomi di kuartal III/2021, yang diperkirakan David berada di kisaran 3-4 persen (yoy).

"Saya pikir kemungkinan [pertumbuhan ekonomi] kita gak akan setinggi kuartal II secara [tahunannya]. Pertumbuhan [ekonomi] secara yoy mungkin akan mengarah ke 3-4 persen terutama karena didorong oleh pelemahan sisi konsumsinya," jelas David.

Akan tetapi, pelambatan pertumbuhan ekonomi akibat konsumsi tidak akan seburuk yang terjadi pada tahun sebelumnya. Hal itu, menurut David, berkat masyarakat yang sudah beradaptasi dengan kondisi Covid-19, di antaranya dengan beralih ke belanja online. Hal itu memudahkan masyarakat untuk tetap melakukan konsumsi atau belanja.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2021 nantinya juga ditopang oleh bantuan kinerja ekspor, yang turut dipicu oleh tingginya harga komoditas.

Situasi di tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya karena sebagian besar dari negara tujuan ekspor utama Indonesia masih melakukan lockdown, oleh karena itu permintaan pun masih rendah.

"Kalau sekarang kita terbantu dari [eskpor] komoditas, karena selain itu juga perilaku masyarakat sudah bisa mulai mulai menyesuaikan lewat belanja online misalnya," tutup David.

Adapun, BI turut mencatat Indeks Ekonomi (IKE) saat ini menurun dari 67,1 pada Juli 2021 menjadi 59,4 pada Agustus 2021.

Penurunan IKK terjadi di mayoritas kelompok pengeluaran dan usia. Utamanya, pada kelompok pengeluaran Rp3 dan Rp-4 juta per bulan, dan kelompok usia di atas 60 tahun.

Secara spasial, penurunan keyakinan konsumen pada Agustus 2021 terjadi di 12 kota survei, di mana penurunan terdalam terjadi di Surabaya, diikuti Padang dan Makassar.

Sedangkan, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) terpantau menguat dari 93,2 pada Juli 2021 menjadi 95,3 pada Agustus 2021, meski masih berada pada zona pesimis.

Peningkatan tersebut didorong oleh ekspektasi konsumen yang menguat baik dari aspek penghasilan maupun kegiatan usaha ke depan, didorong oleh perbaikan mobilitas sejalan dengan relaksasi pembatasan aktivitas masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper