Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PMI Manufaktur: Banyak Pekerjaan Tertahan Akibat Puncak Pandemi

PMI Manufaktur Indonesia mencatat adanya penumpukan pekerjaan akibat puncak pandemi pada bulan lalu.
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks manajer pembelian atau Purchasing Managers' Index manufaktur Indonesia membeberkan terjadi penumpukan pekerjaan tertahan akibat gangguan produksi selama masa kritis pandemi di Tanah Air pada bulan lalu.

Direktur Asosiasi Ekonomi di IHS Markit Jigyi Pan mengatakan rantai pasokan akibat pandemi masih terjadi pada saat itu dengan perusahaan mencatat penurunan peforma pemasok dan peningkatan tekanan harga berkelanjutan.

Berdasarkan keterangan resmi IHS Markit, PMI manufaktur Indonesia pada Agustus 2021 meningkat dari 40,1 pada Juli 2021. Adapun, catatan PMI manufaktur Juli 2021 itu anjlok dari angka 53,5 pada Juni 2021.

Angka PMI di atas 50 menandakan sektor manufaktur dalam tahap ekspansif. Koreksi yang terjadi belakangan membuat sektor manufaktur di Indonesia belum memasuki tahap ekspansif kembali, tetapi mulai terdapat kenaikan pada Agustus 2021.

“Kita telah melihat kepercayaan bisnis di antara perusahaan Indonesia menurun dari bulan Juli, meskipun gelombang Covid-19 mereda. Akuisisi inventaris pra-produksi dan kondisi ketenagakerjaan juga menurun,” kata Jigyi melalui keterangan resmi yang dikutip, Rabu (1/9/2021).

IHS Markit menilai bahwa pembatasan aktivitas melalui pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) membebani permintaan dan produksi. Permintaan asing terhadap barang buatan Indonesia pun menurun dalam kisaran yang lebih lambat pada Agustus 2021.

Sejalan dengan headline PMI, baik output maupun permintaan baru terus menurun pada Agustus, tetapi pada kisaran lebih lambat dibandingkan pada bulan Juli.

"Ini menggambarkan gelombang Covid-19 saat ini, yang menunjukkan kasus harian tetap meningkat menurut standar historis, tapi tampak membaik setelah kondisi puncak baru-baru ini pada akhir Juli," kata dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper